Masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dan bersikap kritis terhadap seruan demonstrasi yang beredar luas di internet, terutama jika tidak disertai identitas kelompok aksi yang jelas. Ajakan-ajakan anonim ini patut dicurigai sebagai upaya disinformasi yang berpotensi menyesatkan.
Pakar komunikasi politik menekankan pentingnya literasi yang kuat bagi seluruh elemen masyarakat. Kemampuan untuk memilah informasi menjadi kunci agar tidak mudah terpengaruh oleh arus disinformasi yang kian deras.
Ajakan unjuk rasa tanpa identitas yang bertanggung jawab dapat dikategorikan sebagai rumor politik. Masyarakat yang cerdas tentu tidak akan mudah terpancing oleh isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Penting bagi para peserta aksi untuk saling mengingatkan agar tidak terbawa arus rumor dan agenda politik yang berbeda dari tujuan awal.
Lebih lanjut, gerakan aksi yang tulus memperjuangkan aspirasi masyarakat sebaiknya melawan konten disinformasi dengan narasi tandingan yang konstruktif. Pembuatan konten tandingan merupakan bagian penting dari edukasi dan literasi politik. Misalnya, membuat konten yang secara logis menjelaskan mengapa sebuah ajakan aksi tertentu sebaiknya tidak diikuti.
Narasi tandingan yang rasional diyakini akan lebih mudah menarik perhatian generasi muda yang cenderung kritis dan rasional. Masyarakat sipil perlu terus melakukan konsolidasi dengan satu komando, yaitu komando keadilan dan penegakan konstitusi.
