Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan adanya proposal baru yang bertujuan mengakhiri konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Trump menegaskan bahwa ia telah memberikan ultimatum kepada Hamas untuk segera menyetujui persyaratan gencatan senjata yang diajukannya. Dalam unggahannya di media sosial, Trump memperingatkan Hamas mengenai konsekuensi yang akan dihadapi jika tawaran tersebut ditolak.
"Semua pihak menginginkan pembebasan sandera dan pengakhiran perang ini," tulis Trump. Ia juga menambahkan bahwa Israel telah menerima persyaratannya, dan kini saatnya bagi Hamas untuk melakukan hal yang sama. Trump juga memberikan peringatan terakhir, tanpa ada kesempatan lain, bagi Hamas.
Meskipun detail persyaratan yang diajukan Trump belum diungkapkan secara rinci, Hamas telah memberikan respons positif dengan menyatakan kesediaannya untuk menerima "ide" dari AS dalam upaya mengakhiri konflik.
Hamas menekankan dukungannya terhadap setiap inisiatif yang bertujuan menghentikan agresi terhadap rakyat Palestina. Mereka juga siap untuk berunding mengenai pembebasan tahanan dengan imbalan penghentian perang, penarikan pasukan Israel dari Gaza, dan pembentukan komite untuk mengelola wilayah tersebut.
Sebelumnya, Hamas telah menyerukan kesepakatan gencatan senjata yang mencakup pertukaran tahanan untuk pembebasan sandera Israel dan pengakhiran perang secara permanen. Mereka juga menyatakan telah menerima proposal gencatan senjata selama 60 hari yang diajukan oleh mediator.
Namun, Israel, meskipun diklaim telah menyetujui proposal gencatan senjata, terus melancarkan serangan intensif ke Gaza. Aksi ini menuai kecaman dari berbagai organisasi HAM dan PBB, yang menggambarkan kondisi di Gaza sebagai genosida.
Konflik brutal di Gaza, yang telah berlangsung hampir dua tahun, telah merenggut nyawa lebih dari 64 ribu warga Palestina dan menyebabkan kerusakan parah di wilayah tersebut.