Musisi sekaligus aktivis, Melanie Subono, memberikan pesan penting bagi mahasiswa dan aktivis yang tengah berjuang menyampaikan aspirasi rakyat kepada DPR. Ia mengingatkan agar mereka tidak mudah terbuai dengan sambutan hangat dan janji-janji manis yang diberikan oleh para wakil rakyat tersebut.
Menurut Melanie, kemarahan masyarakat adalah cerminan dari ketidakadilan yang dirasakan sehari-hari, terutama ketika anggota DPR justru memprovokasi amarah publik dengan sikap yang kurang peka. Ia menanggapi pertemuan antara perwakilan mahasiswa dan anggota dewan sebagai langkah awal yang belum menjamin perubahan nyata.
Melanie, yang telah puluhan tahun aktif turun ke jalan, mengaku sudah sangat familiar dengan pola-pola seperti dialog, permintaan maaf, dan janji-janji yang seringkali tidak ditepati.
"Jangan menyerah. Jika itu benar-benar tuntutan kalian, kawal terus sampai ada hasil. Permintaan maaf saja? Aduh… bosan juga saya mendengarnya," ujarnya.
Putri promotor Adrie Subono ini menekankan pentingnya mengawal tuntutan yang telah disuarakan hingga terwujud perubahan nyata. Janji dan permintaan maaf saja tidak akan mengubah apa pun. Melanie juga menyoroti kebiasaan anggota DPR yang sering memberikan janji-janji palsu, bahkan undangan makan yang tak berarti.
"Kita, teman-teman, sudah jutaan kali diterima. Jutaan kali dimintai maaf. Jutaan kali dijanjikan, bahkan diundang makan jutaan kali," sambungnya dengan nada skeptis.
Meskipun demikian, Melanie tetap menekankan pentingnya optimisme. Baginya, optimisme adalah bahan bakar utama bagi seorang aktivis untuk terus bergerak dan tidak menyerah pada keadaan.
"Harus optimis. Kalau tidak, saya tidak akan jadi aktivis atau pekerja sosial," tegasnya.
Melanie juga terlibat aktif dalam mengawal ’17+8 Tuntutan Rakyat’, menekankan pentingnya menindaklanjuti tuntutan tersebut hingga membuahkan hasil nyata, bukan sekadar menerima permintaan maaf tanpa tindakan konkret.
Namun, di balik optimisme itu, ia menyimpan kekhawatiran besar terhadap empati dan kesadaran diri para pejabat yang menurutnya sulit untuk tumbuh.
"Yang saya pesimis hanya… kesadaran diri, empati, dan simpati yang bisa tumbuh dari manusia-manusia yang kita gaji dan kita angkat ada di sana," pungkasnya.
Melanie mengingatkan anggota DPR untuk memiliki empati dan sensitivitas terhadap kondisi rakyat. Ia menyarankan agar mereka turun langsung ke lapangan untuk merasakan denyut nadi kehidupan masyarakat.
Poin Penting yang Dikritik Melanie Subono:
- Kurangnya sensitivitas anggota DPR terhadap aspirasi masyarakat.
- Perilaku pamer kekayaan yang tidak pantas.
Apa itu ’17+8 Tuntutan Rakyat’?
- Gelombang aspirasi masyarakat yang meminta perhatian dan tindakan nyata dari DPR.
Saran Melanie untuk Anggota DPR:
- Turun langsung ke lapangan dan merasakan kondisi rakyat.