Harga Emas Sentuh Rekor Tertinggi, Tembus US$3.500! Apa Pendorongnya?

Harga emas terus mencetak rekor baru, melonjak ke level tertinggi sepanjang masa di tengah melemahnya data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan harapan pelonggaran kebijakan moneter oleh The Federal Reserve (The Fed). Sentimen ini diperkuat oleh permintaan yang konsisten dari bank sentral di seluruh dunia.

Pada perdagangan terakhir pekan lalu, harga emas ditutup di US$3.586,36 per troy ons, sebuah rekor penutupan tertinggi. Bahkan, sempat menyentuh US$3.599 per troy ons dalam perdagangan intraday. Pada Senin (8/9/2025) pukul 06:29 WIB, harga emas berada di US$3.591,25 per troy ons, naik 0,14%. Dalam setahun terakhir, harga emas telah melonjak 37%.

Faktor Utama Pendorong Kenaikan Harga Emas

Salah satu faktor utama adalah data ketenagakerjaan AS yang mengecewakan. Laporan Nonfarm Payrolls (NFP) bulan Agustus menunjukkan hanya 22.000 pekerjaan baru yang tercipta, jauh di bawah ekspektasi 75.000. Tingkat pengangguran juga naik menjadi 4,3%, tertinggi sejak 2021. Hal ini memicu ekspektasi bahwa The Fed akan segera menurunkan suku bunga.

Pasar kini hampir pasti memperkirakan pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) tanggal 17 September, bahkan terbuka kemungkinan pemangkasan 50 basis poin. Melemahnya dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS semakin meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.

Fokus Pasar Pekan Ini: Inflasi AS dan Kebijakan ECB

Arah pergerakan harga emas pekan ini akan ditentukan oleh data inflasi AS dan keputusan kebijakan dari European Central Bank (ECB). Pasar akan memantau Indeks Harga Produsen (PPI) AS sebagai indikator awal tekanan inflasi. Selanjutnya, Indeks Harga Konsumen (CPI) AS akan menjadi fokus utama, terutama inflasi inti di sektor perumahan dan jasa. Data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan akan memperkuat ekspektasi kebijakan dovish The Fed.

ECB menghadapi tantangan menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi yang melambat dengan risiko inflasi yang persisten. Investor akan mencari petunjuk apakah bank sentral akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama atau mulai memberi sinyal kemungkinan pelonggaran kebijakan. Selain itu, sentimen konsumen dan ekspektasi inflasi dari University of Michigan juga akan menjadi perhatian.

Jalan Menuju US$4.000: Mungkinkah?

Secara teknikal, momentum harga emas masih bullish. Meskipun pasar berjangka spekulatif menjadi pendorong utama reli, permintaan fisik di Asia mulai menunjukkan tanda-tanda melambat di atas level US$3.550. Pembeli di pasar utama seperti China dan India cenderung menahan diri.

Namun, permintaan dari bank sentral tetap menjadi faktor penting. Bank sentral global membeli lebih dari 1.000 ton emas pada tahun 2024, dan diperkirakan akan terus melakukan pembelian signifikan tahun ini di tengah inflasi dan volatilitas mata uang yang berkelanjutan.

Meskipun menghadapi beberapa tantangan, potensi harga emas untuk mencapai US$4.000 tetap terbuka, terutama jika didukung oleh data ekonomi yang mendukung pelonggaran kebijakan moneter dan permintaan yang kuat dari bank sentral.

Scroll to Top