Yerusalem dikejutkan oleh aksi penembakan brutal di sebuah halte bus dekat persimpangan jalan di pinggiran kota yang dikuasai Israel, Senin (8/9/2025). Peristiwa tragis ini merenggut nyawa sedikitnya lima orang dan menyebabkan belasan lainnya terluka. Dua pelaku penembakan berhasil dilumpuhkan di tempat kejadian.
Magen David Adom, layanan darurat dan ambulans Israel, mengidentifikasi para korban tewas, yakni seorang pria berusia 50 tahun, seorang wanita berusia 50-an tahun, dan tiga pria berusia 30-an tahun. Selain itu, sekitar 11 orang lainnya mengalami luka-luka, dengan enam di antaranya berada dalam kondisi kritis akibat luka tembak.
Motif di balik serangan mematikan ini masih menjadi misteri.
Menurut keterangan kepolisian Israel, dua pelaku tiba di lokasi dengan mobil dan langsung memberondong halte bus di Persimpangan Ramot. Seorang petugas keamanan dan seorang warga sipil dengan sigap menembak mati kedua pelaku.
Pihak berwenang menemukan sejumlah senjata, amunisi, dan pisau di lokasi kejadian. Kepolisian Israel menyebut kedua pelaku sebagai "teroris".
Lokasi penembakan berada di wilayah Yerusalem yang direbut Israel dalam perang tahun 1967, yang kemudian dianeksasi meskipun tidak mendapat pengakuan internasional.
Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza dan sedang berkonflik dengan Israel, memberikan pujian kepada para pelaku, menyebut mereka sebagai "pejuang perlawanan" Palestina. Kelompok Jihad Islam, sekutu Hamas, juga mengagungkan aksi penembakan tersebut. Namun, kedua kelompok tersebut tidak mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, segera menggelar rapat dengan para pejabat keamanan di Tel Aviv untuk membahas situasi terkini.