Konsumsi BBM Bergeser, Masyarakat Beralih ke Non-Subsidi

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap adanya perubahan signifikan dalam pola konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di masyarakat. Terjadi pergeseran dari penggunaan BBM bersubsidi ke BBM non-subsidi.

Menurut keterangan dari Kementerian ESDM, peralihan ini dipicu oleh penerapan sistem QR Code untuk pembelian BBM bersubsidi di SPBU Pertamina. Dampaknya cukup besar, dengan estimasi migrasi mencapai 1,4 juta kilo liter (kl) dari BBM bersubsidi ke non-subsidi.

Pergeseran konsumsi ini turut memengaruhi ketersediaan stok BBM di SPBU swasta dalam beberapa waktu terakhir. Peningkatan permintaan BBM non-subsidi di SPBU swasta menjadi indikasi adanya peralihan tersebut.

Banyak masyarakat yang belum mendaftarkan diri untuk memperoleh QR Code pembelian BBM bersubsidi. Salah satu penyebabnya adalah ketidaksesuaian kapasitas mesin kendaraan (CC) dengan regulasi yang berlaku. Akibatnya, mereka memilih untuk beralih menggunakan BBM non-subsidi.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) juga mengamini adanya tren peralihan ini. Masyarakat kini semakin banyak yang memilih BBM dengan nilai oktan lebih tinggi (RON 92 ke atas) sebagai alternatif selain BBM bersubsidi.

Scroll to Top