Harga emas global mencetak rekor tertinggi baru, menembus level psikologis US$3.600 per troy ons, didorong oleh meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga oleh bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
Pada hari Senin, 8 September 2025, harga emas melonjak 1,37% menjadi US$3.635,36 per troy ons. Kenaikan ini menandai rekor harga tertinggi sepanjang masa dan melanjutkan tren positif selama dua hari berturut-turut. Pada perdagangan Selasa, 9 September 2025, harga emas sedikit terkoreksi 0,16% menjadi US$3.629,58 per troy ons pada pukul 06.20 WIB.
Data ketenagakerjaan AS yang kurang memuaskan memperkuat harapan pasar bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga pada pertemuan mendatang. Analis memprediksi emas berpotensi melanjutkan momentumnya menuju US$3.700 hingga US$3.730 per troy ons dalam waktu dekat, dengan koreksi singkat dilihat sebagai peluang untuk membeli.
Pasar tenaga kerja yang melemah dan ekspektasi penurunan suku bunga hingga awal tahun 2026 diyakini akan memberikan dukungan berkelanjutan bagi harga emas. Peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan September kini diperkirakan mencapai 88%, dengan peluang 12% untuk pemangkasan yang lebih agresif, yaitu 50 basis poin. Suku bunga yang lebih rendah membuat investasi pada emas batangan, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi lebih menarik.
Sepanjang tahun ini, harga emas telah melonjak 37%, melanjutkan kenaikan 27% yang terjadi pada tahun 2024. Faktor-faktor pendorong kenaikan ini meliputi melemahnya nilai dolar AS, akumulasi emas oleh bank sentral, kebijakan moneter yang cenderung dovish, dan ketidakpastian global yang meningkat. Bank sentral China telah memperpanjang pembelian emas mereka selama 10 bulan berturut-turut hingga Agustus.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun berada pada level terendah dalam lima bulan, yaitu 4,05%. Penurunan imbal hasil ini menjadi sentimen positif bagi emas. Selain itu, melemahnya dolar AS juga turut menopang harga emas, karena pembelian emas dikonversi dalam dolar.
Investor kini menantikan data harga produsen AS (PPI) dan data harga konsumen AS (CPI) untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan The Fed.
Jika data ekonomi AS terus menunjukkan pelemahan, momentum bullish emas diperkirakan akan berlanjut, seiring dengan penurunan nilai dolar AS dan imbal hasil obligasi. Sebaliknya, jika data ekonomi AS menunjukkan ketahanan yang mengejutkan, harga emas berpotensi mengalami koreksi dari level tertinggi saat ini.