Aksi jual investor asing kembali menekan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada perdagangan kemarin. Tercatat, nilai jual bersih asing (net foreign sell) pada saham BBCA mencapai Rp 1,25 triliun, jauh melampaui total net sell asing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Secara keseluruhan, investor asing melakukan pembelian saham senilai Rp 6,47 triliun dan penjualan sebesar Rp 6,99 triliun, menghasilkan net sell asing sebesar Rp 525,9 miliar.
Akibat tekanan jual tersebut, harga saham BBCA merosot 3,75% ke level Rp 7.700. Pergerakan saham bank swasta ini menjadi faktor utama yang menyeret turun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dengan kontribusi penurunan mencapai -21,41 poin.
Sepanjang tahun berjalan, BBCA menduduki posisi teratas sebagai saham dengan net foreign sell terbesar. Dari tanggal 1 Januari hingga 8 September, asing tercatat melakukan penjualan senilai Rp 154,22 triliun dan pembelian sebesar Rp 129,67 triliun saham BBCA, menghasilkan net sell asing sebesar Rp 24,55 triliun. Nilai ini setara dengan 44% dari total net foreign sell di pasar modal.
IHSG sendiri berbalik arah dan ditutup melemah 1,28% atau 100,5 poin ke level 7.766,85. Penurunan indeks ini terjadi bersamaan dengan pengumuman perombakan (reshuffle) kabinet.
Sebanyak 463 saham mengalami penurunan harga, 252 saham menguat, dan 241 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 19,59 triliun, dengan volume perdagangan sebanyak 34,97 miliar saham dalam 2,19 juta transaksi.
Sektor properti (-3,2%) dan finansial (-2,95%) menjadi sektor yang mengalami penurunan terdalam. Saham-saham perbankan secara umum bergerak di zona merah.