Kejutan reshuffle Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto, khususnya pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa, mengguncang pasar saham Indonesia. IHSG langsung merespons negatif dengan penurunan signifikan pada Senin (8/9/2025).
Kinerja pasar saham Tanah Air kembali tertekan keesokan harinya (9/9/2025), dengan IHSG melemah hampir 1% di level 6699,68. Pertanyaan besar pun muncul: berapa lama waktu yang dibutuhkan IHSG untuk pulih dari keterpurukan ini?
Pengalaman masa lalu memberikan gambaran menarik.
Kilasan Balik Pengaruh Sri Mulyani Terhadap Pasar
Mei 2010: Pengunduran diri Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan di era Presiden SBY, akibat penunjukan sebagai Managing Director Bank Dunia, memicu anjloknya IHSG sebesar 3,81%. Butuh waktu sekitar 13 hari bagi IHSG untuk kembali ke jalur positif.
Januari 2024: Rumor palsu tentang pengunduran diri Sri Mulyani dari kabinet Presiden Jokowi sempat membuat IHSG tertekan. Meskipun rebound sempat terjadi, tren penurunan kembali berlanjut hingga Juni 2024 sebelum akhirnya menunjukkan perbaikan signifikan.
Maret 2025: Isu pengunduran diri Sri Mulyani kembali mencuat, menyebabkan IHSG mengalami trading halt akibat penurunan tajam. Klarifikasi resmi berhasil menenangkan pasar, dan pemulihan IHSG membutuhkan waktu sekitar 10 hari.
Faktor Penentu Pemulihan IHSG
Kepergian Sri Mulyani, figur yang dikenal karena mendorong transparansi, akuntabilitas, dan stabilitas keuangan, jelas menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor. Pasar melihat perannya sangat krusial dalam menjaga ekonomi Indonesia, terutama saat krisis global dan pandemi.
Namun, sejarah mencatat bahwa pasar memiliki kemampuan untuk beradaptasi. Kecepatan pemulihan IHSG pasca reshuffle kali ini akan bergantung pada:
- Kebijakan Menteri Keuangan yang Baru: Kebijakan Purbaya Yudhi Sadewa dalam meyakinkan investor tentang stabilitas dan arah kebijakan ekonomi Indonesia.
- Kondisi Ekonomi Global: Sentimen pasar global.
- Faktor Internal: Stabilitas politik dan sosial dalam negeri.
Disclaimer: Artikel ini adalah analisis pasar dan bukan ajakan untuk melakukan investasi. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.