Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang fantastis, melonjak hampir 170% secara tahunan. Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa peningkatan ini didorong oleh bertambahnya pengguna dan merchant.
Tren positif ini sejalan dengan pertumbuhan transaksi ekonomi digital secara keseluruhan di Indonesia. Pada kuartal I-2025, transaksi pembayaran digital melalui aplikasi internet mobile mencapai 10,76 miliar, menandai kenaikan signifikan sebesar 33,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, menambahkan bahwa pengguna QRIS telah mencapai 56,3 juta pada kuartal pertama 2025, dengan volume transaksi mencapai 2,6 miliar. Nilai total transaksi QRIS menyentuh angka 262,1 triliun rupiah, di mana mayoritas merchant adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Perkembangan pesat QRIS ini terjadi di tengah sorotan dari Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR). USTR menyampaikan kekhawatiran tentang sistem layanan keuangan Indonesia, termasuk QRIS, yang dinilai membatasi fleksibilitas perusahaan asing, khususnya penyedia pembayaran dan bank asal AS.
Kendati demikian, BI tetap optimis terhadap pertumbuhan transaksi digital di Indonesia dan berkomitmen untuk terus mengembangkan ekosistem pembayaran digital yang aman, efisien, dan inklusif. Peningkatan transaksi QRIS menunjukkan adopsi pembayaran digital yang semakin luas di Indonesia, serta potensi besar yang dimiliki sektor ekonomi digital di masa depan.