Jakarta Waspada Campak dan Rubella: Imunisasi Massal Digencarkan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat adanya peningkatan kasus campak dan rubella di wilayahnya hingga awal September 2025. Tercatat 218 kasus campak dan 63 kasus rubella, namun tidak ada laporan kematian terkait penyakit ini.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta menemukan salah satu lokasi dengan kasus campak tertinggi berada di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, dengan 38 kasus positif.

Sebagai respons cepat, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan bergerak cepat dengan melaksanakan Outbreak Response Immunization (ORI) atau imunisasi campak massal. Langkah ini diambil sebagai bentuk penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Kami menghitung jumlah anak yang perlu diimunisasi untuk mencegah penyebaran campak lebih luas. Kasus juga diisolasi,” ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Target imunisasi mencapai 9.000 anak, dan cakupannya telah mencapai 77,22 persen. Program imunisasi ini masih terus berjalan. Imunisasi bertujuan memberikan kekebalan optimal terhadap campak dan rubella. Jadwal imunisasi campak diberikan tiga kali: usia 9 bulan, 18 bulan, dan saat kelas 1 SD.

"Kami mengimbau warga yang memiliki bayi atau balita berusia 9 dan 18 bulan untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan imunisasi campak atau MR secara lengkap. Imunisasi adalah cara efektif mencegah penularan campak," jelasnya.

Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari genus Morbillivirus. Penularan terjadi melalui udara, percikan batuk, sekresi hidung, atau kontak dengan benda yang terkontaminasi virus. Penularannya tergolong cepat.

Campak dapat menjadi penyakit serius pada anak-anak, menyebabkan infeksi telinga, diare, infeksi otak, kerusakan kornea, pneumonia, hingga kematian. Pencegahan dini melalui imunisasi sangat penting.

Scroll to Top