Komika Pandji Pragiwaksono turut memberikan tanggapannya terhadap pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa terkait 17+8 Tuntutan Rakyat yang tengah menjadi sorotan. Melalui akun X pribadinya, Pandji menyampaikan sindiran yang menohok, mengkritik ucapan sang menteri yang dianggap meremehkan aspirasi masyarakat.
Komentar Pandji ini seketika menarik perhatian warganet dan memicu perdebatan sengit di media sosial. Kalimat singkat namun penuh makna yang ia tulis dianggap mewakili kekesalan sebagian masyarakat yang merasa suara mereka tidak seharusnya diabaikan, meski berasal dari kelompok minoritas.
"Yang gini-gini nih yang bikin orang demo," tulis Pandji di akun X-nya.
Sebelumnya, Menkeu Purbaya menyampaikan pandangannya mengenai 17+8 Tuntutan Rakyat yang menjadi dasar aksi unjuk rasa. Menurutnya, tuntutan tersebut hanya mencerminkan suara sebagian kecil masyarakat. Ia bahkan berpendapat bahwa jika pemerintah mampu mencapai pertumbuhan ekonomi di kisaran 6-7%, maka protes serupa akan mereda secara otomatis.
"Saya belum mempelajari itu (17+8 Tuntutan Rakyat), tapi basically begini, itu kan suara sebagian kecil rakyat kita. Kenapa, mungkin sebagian ngerasa keganggu, hidupnya masih kurang ya," ujar Purbaya.
"Once saya ciptakan pertumbuhan ekonomi enam persen, tujuh persen, itu akan hilang dengan otomatis. Mereka akan sibuk cari kerja dan makan enak dibandingkan mendemo," imbuhnya.
Pernyataan Menkeu dan respons Pandji memicu pro dan kontra di kalangan warganet. Sebagian mendukung Purbaya, berargumen bahwa demonstrasi memang tidak mewakili mayoritas rakyat. Mereka berpendapat bahwa fokus pemerintah pada pertumbuhan ekonomi adalah prioritas utama dibandingkan menanggapi setiap aksi unjuk rasa.
Namun, banyak pula yang mengkritik komentar sang menteri, menganggapnya kontraproduktif dan merendahkan perjuangan masyarakat yang menyuarakan aspirasi. Beberapa warganet bahkan membalikkan narasi, menyindir bahwa pejabat juga hanya mewakili sebagian kecil kalangan dan seringkali lebih fokus pada kepentingan kelompok mereka sendiri.
Beragam komentar dari warganet muncul, menanggapi isu ini dari berbagai sudut pandang. Perdebatan mengenai representasi suara rakyat dan prioritas pembangunan ekonomi terus bergulir di dunia maya.