EMAS, Anak Usaha MDKA, Siap Menggebrak Pasar Modal dengan IPO Raksasa

Merdeka Gold Resources ($EMAS), bagian dari grup Merdeka Copper Gold ($MDKA), bersiap melakukan penawaran saham perdana (IPO) dengan melepas hingga 1,6 miliar lembar saham baru, atau setara 10% dari total saham. Harga per lembar saham ditawarkan antara Rp1.800 hingga Rp3.020, berpotensi meraup dana segar antara Rp2,9 triliun hingga Rp4,9 triliun. Kapitalisasi pasar EMAS diperkirakan mencapai Rp29 triliun hingga Rp49 triliun.

Dana hasil IPO ini akan dimanfaatkan untuk: Pertama, menginvestasikan Rp328,4 miliar sebagai modal bertahap ke PT Pani Bersama Tambang. Kedua, mengalirkan dana serupa, Rp328,4 miliar, sebagai pinjaman ke PT Puncak Emas Tani Sejahtera. Sisanya akan digunakan untuk melunasi utang kepada induk perusahaan, MDKA.

EMAS fokus pada pengembangan proyek emas Pani di Gorontalo, dengan luas lahan mencapai 14.670 hektar. Proyek ini memiliki potensi sumber daya mineral sebesar 292,4 juta ton bijih, mengandung 7 juta troy ounce emas dengan kadar 0,75 gram per ton. Cadangan emas terukur mencapai 77,5 juta ton bijih, mengandung 1,9 juta troy ounce emas pada kadar 0,78 gram per ton. Tambang ini diprediksi beroperasi hingga 2041, mencapai puncak produksi 500 ribu troy ounce per tahun pada 2033.

Saat ini, EMAS belum beroperasi secara komersial karena masih menyelesaikan pembangunan fasilitas pengolahan menggunakan metode heap leach. Progres konstruksi telah mencapai 67% per 30 Juni 2025, dengan target penyelesaian mekanikal pada November 2025 dan tahap commissioning pada Desember 2025.

EMAS berencana membangun dua fasilitas pemrosesan:

  • 2025–2026: Fasilitas heap leach dengan kapasitas 7 juta ton per tahun, menargetkan produksi 145 ribu troy ounce emas per tahun.
  • 2027–2029: Fasilitas carbon–in–leach (CIL) berkapasitas 7,5 juta ton per tahun, menargetkan produksi 355 ribu troy ounce emas per tahun.
  • 2029–2032: Peningkatan kapasitas fasilitas CIL dari 7,5 juta ton menjadi 12 juta ton per tahun, meningkatkan target produksi dari 355 ribu menjadi 500 ribu troy ounce emas per tahun.

Kombinasi kedua fasilitas tersebut akan mencapai kapasitas 19 juta ton per tahun, dengan potensi produksi emas mencapai 500 ribu troy ounce per tahun pada 2033.

Setelah IPO, struktur kepemilikan saham EMAS akan terdiri dari MDKA (56,5%), saham treasuri (9%), dan publik (34,5%). Kepemilikan publik mencakup 10% dari penerbitan saham baru, 8,36% oleh Winato Kartono, 5,6% oleh Garibaldi Thohir, dan sisanya dimiliki individu lainnya.

Valuasi EMAS setelah IPO diperkirakan memiliki P/BV sekitar 4–5,3x berdasarkan laporan keuangan per 1Q25 (TTM). Perhitungan P/E tidak dapat dilakukan karena perusahaan masih mencatat kerugian bersih dalam tiga tahun terakhir.

Pada tahun 2024, EMAS mencatat pendapatan US$1,7 juta dengan kerugian bersih US$12,7 juta. Pada 1Q25, perusahaan tidak mencatat pendapatan dan mengalami kerugian bersih US$9,2 juta. Hingga 1Q25, segmen usaha yang beroperasi adalah jasa penunjang pertambangan, sementara segmen pertambangan dan pengolahan belum beroperasi. Tidak adanya pendapatan pada 1Q25 disebabkan oleh peningkatan kepemilikan saham di PT Puncak Emas Tani Sejahtera dari 48,99% menjadi 99,99%, sehingga seluruh pendapatan dari segmen penunjang pertambangan dieliminasi secara penuh.

Dari sisi valuasi di antara emiten tambang emas murni, EMAS diperdagangkan paling premium berdasarkan EV/Reserves, tetapi tidak terlalu premium jika dilihat berdasarkan EV/Resources. Keberhasilan eksekusi dan pengembangan proyek emas Pani menjadi perhatian utama bagi investor, mengingat fasilitas pengolahan perusahaan belum beroperasi.

Scroll to Top