Gelombang Protes Anak Muda Guncang Nepal: Korupsi dan Represi Picu Amarah Generasi Z

Jakarta – Nepal tengah menjadi pusat perhatian dunia akibat gelombang demonstrasi besar yang dipicu oleh kemarahan kaum muda terhadap pemerintah yang dituding korup. Aksi protes ini, yang berlangsung selama beberapa hari terakhir, berujung pada bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan, mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Hingga Senin (9/9), tercatat 19 orang meninggal dunia dan lebih dari 100 lainnya mengalami luka-luka akibat bentrokan tersebut. Selain menyoroti masalah korupsi, generasi Z Nepal juga mengecam tindakan pembungkaman kebebasan berpendapat, termasuk pemblokiran sejumlah media sosial dan situs daring oleh pemerintah.

Aksi protes mencapai puncaknya ketika ribuan demonstran berhasil menerobos masuk ke Gedung Parlemen Nepal, sebelum akhirnya dipukul mundur oleh aparat kepolisian. Pemerintah telah memberlakukan jam malam di beberapa wilayah di Ibu Kota Kathmandu untuk meredam aksi demonstrasi.

Lantas, apa sebenarnya yang memicu kemarahan generasi Z Nepal hingga mereka turun ke jalan untuk menentang pemerintah?

Aksi protes ini telah berlangsung beberapa hari, namun eskalasi signifikan terjadi pada Senin pagi sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Para demonstran berkumpul di Maitighar, sebuah kawasan di dekat Kathmandu, sebelum bergerak menuju ibu kota.

Awalnya, demonstrasi berjalan damai, dengan partisipasi ribuan pelajar sekolah dan mahasiswa. Beberapa demonstran bahkan masih mengenakan seragam sekolah mereka saat bergabung dalam aksi tersebut.

Aayush Basyal (27), seorang mahasiswa pascasarjana di Kathmandu, mengungkapkan bahwa demonstrasi semakin meluas seiring dengan bertambahnya jumlah peserta, mencapai "angka yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Provokasi Oknum Tak Dikenal

Di tengah aksi demonstrasi damai, Basyal melaporkan bahwa "sekelompok orang berbadan besar" tiba-tiba muncul dan menyusup ke dalam kerumunan demonstran dengan tujuan "memicu kerusuhan."

Menurut klaim Basyal, kelompok inilah yang bertanggung jawab atas pembobolan barikade aparat keamanan, yang kemudian menyebabkan demonstran menyerbu Gedung Parlemen Nepal.

"Pada pukul 13.00, demonstrasi berubah menjadi kacau," ujar Sudipa Mahato, seorang demonstran berusia 20 tahun.

Mahato menambahkan bahwa aparat mulai menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan demonstran.

Apa sebenarnya tuntutan utama dari para demonstran?

Scroll to Top