Hamas Menolak Proposal AS: Upaya Gencatan Senjata Gaza di Ujung Tanduk?

GAZA – Sebuah babak baru dalam konflik Gaza muncul ketika seorang tokoh senior Hamas, Bassem Naim, secara terbuka menolak gagasan perdamaian yang diajukan oleh Amerika Serikat. Penolakan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang prospek gencatan senjata dan pembebasan tahanan dalam waktu dekat.

Naim mengungkapkan bahwa proposal AS tersebut, alih-alih berfokus pada penghentian perang secara komprehensif dan penarikan total pasukan Israel, justru dirancang untuk ditolak. Proposal tersebut, menurutnya, sarat dengan ketentuan yang tidak dapat diterima, termasuk penyerahan semua tahanan di hari pertama, penarikan pasukan Israel yang dikondisikan pada pembentukan pemerintahan yang disetujui oleh Israel, serta tuntutan pelucutan senjata dan pengampunan bagi anggota Hamas. Lebih lanjut, proposal tersebut dinilai gagal membahas isu penting rekonstruksi Gaza yang hancur akibat perang.

Hamas, bersama faksi perlawanan lainnya, menegaskan keinginan mereka untuk mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang, menghentikan "genosida," dan membuka jalan bagi solusi politik yang memenuhi aspirasi nasional yang sah.

Penolakan Hamas ini datang setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengklaim bahwa Israel telah menerima persyaratan proposalnya untuk pertukaran tahanan dan gencatan senjata. Trump bahkan mengeluarkan "peringatan terakhir" kepada Hamas tentang konsekuensi jika menolak tawaran tersebut.

Dengan posisi yang saling bertentangan antara Hamas dan AS, masa depan perdamaian di Gaza tampak semakin tidak pasti. Apakah ada jalan keluar dari kebuntuan ini? Waktu akan menjawab.

Scroll to Top