Menkeu Purbaya Diprotes Istri Hingga DPR Soal Target Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan dirinya mendapat kritik pedas lantaran menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen. Bahkan, sang istri menyebutnya sombong atas pernyataan tersebut. Kritik ini muncul seiring dengan pembahasan target pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2026, yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,4 persen.

"Kenapa saya bisa bicara 6 persen? Banyak yang bilang ‘Purbaya sok tahu’, bahkan istri saya bilang saya sombong. Tapi, ini semua berdasarkan pengalaman," ujar Purbaya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI.

Purbaya menyinggung keberhasilan era Presiden SBY yang mampu mencapai pertumbuhan ekonomi 6 persen, berbeda dengan era Presiden Jokowi yang berada di kisaran 5 persen. "Kalau kita gabungkan pengalaman SBY dan Jokowi, pasti hasilnya di atas itu," tegasnya.

Meskipun menyadari bahwa mencapai angka 6,5 atau 6,7 persen bukanlah hal instan, Purbaya yakin potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi sangat terbuka lebar. Ia menekankan pentingnya memberikan ruang bagi sektor swasta untuk berperan aktif.

"Saya percaya bahwa pelaku ekonomi punya kemampuan untuk bergerak sendiri. Pemerintah seharusnya menciptakan kondisi yang kondusif agar mereka bisa berkembang dan berbisnis," jelas Purbaya.

Anggota Komisi XI DPR RI, Harris Turino, turut menyoroti target pertumbuhan ekonomi yang ambisius dari Menkeu Purbaya. Harris mengingatkan tentang tantangan seperti PHK, pengangguran, daya beli masyarakat yang belum pulih, serta defisit APBN dan tekanan internasional.

"Masyarakat masih merasakan kesulitan, defisit APBN harus dijaga ketat, utang jatuh tempo cukup tinggi, dan tekanan internasional juga belum positif," ungkap Harris.

Meski demikian, Harris menyambut baik semangat Purbaya dan berharap target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo dapat terwujud. "Kita semua ingin mencapai target itu, tetapi jika pertumbuhan ekonomi 5,4 persen ingin digeser ke 6-7 persen, tentu ada parameter lain yang harus disesuaikan," pungkasnya.

Scroll to Top