Jakarta – Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Doha, Qatar, ketika Israel melancarkan serangan udara yang menyasar kantor biro politik Hamas pada Selasa (9/9). Serangan ini menjadi perhatian dunia, mempertanyakan peran Qatar sebagai mediator internasional.
Target serangan adalah para pemimpin senior Hamas. Akibatnya, enam orang tewas, termasuk putra dari Khalil al-Hayya, tokoh penting dalam tim negosiasi Hamas di Doha, seorang ajudan, serta seorang petugas keamanan Qatar. Meski demikian, pihak Hamas mengonfirmasi bahwa para pemimpin utamanya selamat.
Hamas mengecam keras serangan ini, menyebutnya sebagai tindakan kriminal yang merusak peluang kesepakatan. Qatar juga menyampaikan kecaman serupa, menganggap serangan itu sebagai pelanggaran hukum internasional dan ancaman serius bagi keamanan warganya.
Israel mengklaim serangan ini sebagai operasi independen untuk melumpuhkan pimpinan Hamas yang dianggap bertanggung jawab atas perang sejak serangan 7 Oktober 2023. Ini adalah serangan pertama Israel ke Qatar, menandai peningkatan eskalasi konflik dan mengguncang reputasi Qatar sebagai penengah yang netral.
Apa Sebenarnya Kantor Politik Hamas di Doha?
Kantor biro politik Hamas di Doha menjadi pusat kegiatan politik dan markas bagi milisi yang juga merupakan partai penguasa di Jalur Gaza. Kantor ini didirikan pada 2012, menyusul kepindahan Khaled Meshaal dan sejumlah pemimpin Hamas dari Suriah akibat konflik internal negara tersebut.
Sejak saat itu, Doha menjadi rumah bagi sejumlah tokoh penting Hamas. Meshaal, mantan ketua biro politik yang selamat dari percobaan pembunuhan di Yordania pada 1997, menetap di Doha sejak 2012. Ismail Haniyeh, pengganti Meshaal dan mantan perdana menteri Palestina, juga berbasis di Qatar sejak 2017, sebelum akhirnya tewas dalam serangan Israel di Teheran pada Juli 2024.
Kematian Haniyeh terjadi di tengah meningkatnya agresi Israel ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023, sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Selain itu, terdapat pula Khalil al-Hayya dan Mousa Abu Marzouk, yang juga merupakan tokoh penting Hamas di Doha.
Keberadaan para tokoh ini menjadikan Doha sebagai lokasi strategis untuk perundingan penting, termasuk upaya gencatan senjata di Gaza dan pembebasan tawanan Israel.