Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, meningkatkan tekanan terhadap Qatar, mendesak negara tersebut untuk mengadili atau mengusir anggota politbiro Hamas yang berada di wilayahnya. Pernyataan keras ini muncul sehari setelah serangan Israel yang menyasar pejabat Hamas di Doha, ibu kota Qatar.
Netanyahu menegaskan, jika Qatar tidak mengambil tindakan tegas, Israel akan turun tangan langsung. Ia menyampaikan pernyataan ini dalam pidato peringatan serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat, dengan membandingkan serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 dengan tragedi 9/11.
Mengutip tindakan Amerika Serikat pasca 9/11, Netanyahu menyatakan bahwa Israel mengikuti pendekatan serupa dalam memburu teroris. Ia menuduh Qatar melindungi dan membiayai Hamas, serta menyediakan rumah mewah bagi para pemimpinnya. Netanyahu menyamakan tindakan Israel dengan perburuan al-Qaeda oleh AS, termasuk pembunuhan Osama bin Laden di Pakistan.
Serangan Israel ke Qatar telah memicu kecaman dari sekutunya, termasuk Amerika Serikat. Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden AS tidak menyetujui tindakan militer Israel di wilayah sekutu.
Namun, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menegaskan bahwa Israel tidak selalu bertindak demi kepentingan sekutunya. Ia menyatakan bahwa Israel berkoordinasi dengan AS dan menghargai dukungan yang diberikan, tetapi terkadang mengambil keputusan sendiri. Danon juga menekankan bahwa serangan tersebut ditujukan kepada Hamas, bukan terhadap Qatar atau negara Arab lainnya. Israel menegaskan bahwa mereka menentang organisasi teroris.