Sentimen Ekonomi Indonesia Menurun: Kekhawatiran di Tengah Peningkatan Pengangguran

Masyarakat Indonesia menunjukkan sentimen yang semakin pesimis terhadap kondisi ekonomi negara. Data terbaru mengindikasikan penurunan kepercayaan terhadap situasi ekonomi saat ini dan prospek ke depan.

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) pada Agustus 2025 menyentuh angka 105,1, merosot 1,5 poin dari bulan sebelumnya. Penurunan ini menandai level terendah sejak April 2022, masa ketika pandemi Covid-19 varian Delta menghantam ekonomi. IKE mencerminkan persepsi konsumen tentang penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kemampuan membeli barang tahan lama. Penurunan IKE mengisyaratkan melemahnya daya beli, peluang kerja, dan minat konsumsi, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Salah satu faktor utama penurunan IKE adalah Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) yang terpuruk. IKLK berada di angka 93,2 pada Agustus 2025, zona pesimis yang telah berlangsung selama empat bulan berturut-turut. Ini merupakan level terlemah sejak Maret 2022, menunjukkan persepsi masyarakat bahwa mencari pekerjaan semakin sulit. Optimisme yang berkurang terkait pekerjaan berpotensi menekan konsumsi rumah tangga dan memperlambat pemulihan ekonomi.

Penurunan keyakinan ekonomi ini sejalan dengan peningkatan jumlah pengangguran. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2025 tercatat 4,76%. Meskipun sedikit turun dari tahun sebelumnya dalam persentase, jumlah pengangguran justru meningkat menjadi 7,28 juta orang, naik 800 ribu orang dari tahun sebelumnya. Tantangan terbesar berasal dari generasi Z berusia 15-24 tahun, yang menyumbang 3,55 juta pengangguran.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga mengalami pelemahan. IKK Agustus 2025 berada di level 117,2, turun 0,9 poin dari bulan sebelumnya. Meskipun masih di zona optimis, level kepercayaan konsumen ini sama dengan posisi September 2022. IKK mencerminkan perasaan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi masa depan, dan melemahnya dapat berdampak langsung pada konsumsi domestik, yang merupakan tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Scroll to Top