Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan perbandingan pendapatannya saat menjabat sebagai menteri dengan saat memimpin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Ia mengaku menikmati masa jabatannya selama lima tahun di LPS, terutama karena stabilitas sektor perbankan yang terjaga.
"Saya betul-betul menikmati kerja di LPS. Lima tahun gaji besar, tidak ada bank besar yang bangkrut," ujarnya dalam sebuah acara di Jakarta, Kamis (11/9).
Purbaya bercerita, setelah dilantik menjadi menteri keuangan, ia terkejut mendapati gajinya lebih rendah dibandingkan saat menjabat di LPS. "Waktu dilantik jadi menteri keuangan, saya tanya ke Sekjen, ‘eh gaji di sini berapa, sekian’. Waduh, turun!" katanya.
Meski demikian, Purbaya merasa bersyukur dapat mengemban amanah sebagai menkeu dan berkontribusi lebih besar bagi negara. Ia menekankan bahwa LPS tetap lembaga yang sangat penting. "LPS juga lembaga penting, tapi berperan di balik layar. Kalau bank-bank bermasalah, baru kita bekerja keras," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Purbaya juga menanggapi target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Ia menyambut baik target tersebut dan menyatakan kesiapannya untuk bekerja keras mewujudkannya.
Menurutnya, Indonesia tidak boleh berpuas diri dengan pertumbuhan ekonomi 5 persen jika ingin keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap). "Pak Prabowo bilang kita akan menciptakan pertumbuhan ekonomi 8 persen. Saya senang, bagus nih, kita kejar. Tidak mudah, tapi mungkin," pungkasnya.