Jakarta – Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah Yaman meluncurkan rudal ke Israel, Kamis (11/9/2025). Serangan ini merupakan respons atas serangan udara Israel sehari sebelumnya yang menewaskan puluhan warga Yaman.
Menurut militer Israel, rudal yang ditembakkan dari Sanaa berhasil dicegat. Kejadian ini menyusul serangan udara Israel ke sebuah kompleks Houthi di provinsi Jawf, Yaman.
Juru Bicara Houthi, Anees Alasbahi, mengungkapkan bahwa serangan Israel menyebabkan 35 orang tewas dan lebih dari 130 lainnya terluka. Korban jiwa termasuk 28 orang tewas dan 113 terluka di Sanaa, serta tujuh tewas dan 18 terluka di Jawf.
Eskalasi ini terjadi setelah Perdana Menteri Houthi, Ahmed Ghaleb Nasser al-Rahawi, beserta sembilan menteri dan dua pejabat kabinet lainnya tewas dalam rapat pemerintah di wilayah Sanaa bulan lalu. Insiden tersebut merupakan pembunuhan massal terhadap pejabat Houthi yang paling signifikan dalam hampir dua tahun terakhir.
Sebelumnya, Israel juga melancarkan serangan yang menargetkan pimpinan Hamas di Doha, Qatar. Serangan ini menargetkan negara mediator kunci dalam konflik Gaza, dan berpotensi menggagalkan upaya perdamaian yang sedang berlangsung serta memperburuk ketegangan regional.
Seorang pejabat senior Israel mengonfirmasi bahwa kepala negosiator Hamas, Khalil Al-Hayya, termasuk dalam daftar target. Akibat serangan ini, enam orang dilaporkan tewas.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, mengecam serangan tersebut sebagai tindakan terang-terangan dan menyerukan respons dari seluruh kawasan terhadap tindakan brutal semacam itu.