Banjir Dahsyat Denpasar: Alih Fungsi Lahan Bukan Biang Kerok?

Banjir besar yang melanda Kota Denpasar, Bali, memicu berbagai spekulasi mengenai penyebabnya. Gubernur Bali, Wayan Koster, dengan tegas menepis anggapan bahwa masifnya alih fungsi lahan menjadi dalang utama bencana ini. Menurutnya, fenomena alih fungsi lahan justru lebih banyak terjadi di wilayah Badung dan Gianyar.

"Tidak benar demikian. Alih fungsi lahan itu lebih banyak di Badung, terutama di area Kuta Utara, serta di Gianyar. Denpasar jauh dari lokasi tersebut," ujar Koster saat meninjau pembongkaran ruko yang hancur akibat banjir di Jalan Sulawesi, Denpasar.

Koster meyakinkan bahwa banjir di Denpasar tidak memiliki korelasi langsung dengan alih fungsi lahan. Ia menjelaskan bahwa Denpasar merupakan wilayah hilir dari aliran Sungai Badung.

Untuk menelusuri akar masalah banjir yang menerjang Denpasar dan sekitarnya, Koster berencana melakukan investigasi menyeluruh dari hulu hingga hilir sungai-sungai besar di Denpasar. Langkah ini diharapkan dapat memberikan gambaran jelas mengenai penyebab banjir dan menjadi landasan pengambilan keputusan terbaik dalam penanganan banjir di Bali.

"Kita akan telusuri, apakah di hulu sungai terdapat kerusakan ekosistem yang berkontribusi pada banjir ini," imbuhnya.

Sebagai informasi, sejumlah ruko di kawasan cagar budaya Denpasar, tepatnya di Jalan Sulawesi, rata dengan tanah setelah diterjang banjir bandang. Tragisnya, empat orang dilaporkan meninggal dunia akibat kejadian ini. Momen saat ruko-ruko tersebut roboh diterjang banjir sempat terekam dan viral di media sosial.

Scroll to Top