Perjalanan Tujuh Hari di Laut Demi Mimpi Bulu Tangkis: Kisah Ramadan dan Alhayar di Audisi Umum PB Djarum 2025

Di tengah riuhnya Audisi Umum PB Djarum 2025, terselip kisah inspiratif tentang perjuangan seorang ayah dan anak yang rela melakukan apa saja demi mewujudkan mimpi. Ramadan, seorang pekerja keras dari Sentani, Jayapura, Papua, bersama putranya, Alhayar, menempuh perjalanan laut selama tujuh hari untuk mengikuti audisi bergengsi ini.

Ramadan memilih jalur laut yang panjang dan melelahkan karena keterbatasan biaya. Tiket pesawat yang mencapai sepuluh juta rupiah terlalu berat bagi kantongnya. Dengan kapal, ia "hanya" perlu mengeluarkan enam juta rupiah. Lebih dari itu, perjalanan laut ini menjadi kesempatan berharga untuk mempererat hubungan dengan sang anak.

"Di kapal, kami punya banyak waktu untuk mengobrol dan berinteraksi," ungkap Ramadan.

Di Sentani, bulu tangkis memang bukan olahraga yang populer. Fasilitas latihan pun jauh dari memadai. Namun, keterbatasan ini tak menyurutkan semangat Alhayar untuk berlatih di Konco Badminton Academy Sentani (KBAS). Ramadan percaya, dengan kemauan yang kuat, jalan menuju sukses pasti terbuka. Audisi Umum PB Djarum 2025 adalah salah satu jalannya.

Perjalanan panjang di atas kapal penuh dengan tantangan. Ombak yang tak henti-hentinya, suara mesin kapal yang bising, dan mabuk laut yang dialami Alhayar menjadi ujian tersendiri. Namun, Ramadan tak menyerah. Ia selalu menyemangati putranya dan mencari hiburan dengan berinteraksi dengan penumpang lain. Dukungan pun mengalir deras ketika mereka menceritakan tujuan perjalanan mereka.

Setelah tujuh hari mengarungi lautan, Ramadan dan Alhayar tiba di Kudus sehari sebelum audisi dimulai. Di GOR Jati, Alhayar berjuang sekuat tenaga menghadapi lawan-lawannya. Meski akhirnya harus mengakui keunggulan peserta lain, Ramadan tetap bangga dengan usaha putranya.

"Tidak apa-apa, yang penting kamu sudah berusaha," kata Ramadan sambil memeluk Alhayar.

Kisah Ramadan dan Alhayar adalah bukti bahwa Audisi Umum PB Djarum bukan hanya tentang mencari juara. Ini adalah tentang kesempatan, harapan, dan mimpi yang bisa diraih meski dengan segala keterbatasan. Perjalanan panjang dari Sentani ke Kudus mungkin belum menghasilkan kemenangan, tetapi telah memberikan kebanggaan dan pengalaman berharga bagi Ramadan dan Alhayar. Lebih dari itu, mereka telah melihat dunia yang lebih luas.

Scroll to Top