Sebuah investigasi mengungkap bahwa perusahaan keamanan yang bertugas di lokasi distribusi bantuan di Gaza mempekerjakan anggota geng motor Amerika Serikat yang memiliki riwayat kebencian terhadap Islam untuk mengelola divisi keamanan bersenjata mereka.
Terungkap bahwa setidaknya sepuluh anggota Infidels Motorcycle Club bekerja untuk UG Solutions, sebuah perusahaan swasta yang menyediakan jasa keamanan di lokasi-lokasi Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF). Ironisnya, lokasi-lokasi ini menjadi saksi bisu tewasnya ratusan warga sipil yang berusaha mencari makanan di tengah kekacauan dan tembakan senjata.
Investigasi lebih lanjut menunjukkan bahwa tujuh dari anggota geng tersebut menduduki posisi senior. Mereka bertanggung jawab mengawasi operasi bantuan yang didukung oleh Israel dan mantan Presiden AS Donald Trump, yang menuai kontroversi.
UG Solutions membela diri dengan menyatakan bahwa karyawan mereka memiliki kualifikasi yang memadai dan tidak melakukan penyaringan berdasarkan "hobi pribadi atau afiliasi yang tidak terkait dengan tugas pekerjaan." Sementara itu, Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) mengklaim memiliki "kebijakan yang tidak menolerir segala bentuk kebencian, bias, atau perilaku diskriminatif."
Infidels MC, yang dibentuk oleh para veteran perang Irak pada tahun 2006, menganggap diri mereka sebagai "Tentara Salib modern" dan menggunakan salib sebagai simbol, merujuk pada peperangan umat Kristen abad pertengahan melawan umat Islam untuk merebut Yerusalem.
Halaman Facebook geng tersebut masih dipenuhi dengan ujaran kebencian anti-Muslim, dan mereka diketahui pernah mengadakan pesta panggang babi yang disebut sebagai bentuk "penentangan" terhadap bulan suci Ramadan.
Edward Ahmed Mitchell, dari Council on American-Islamic Relations (CAIR), mengecam keras tindakan ini. "Menugaskan klub motor Infidels untuk bertanggung jawab atas penyaluran bantuan kemanusiaan di Gaza sama sekali tidak masuk akal. Ini pasti akan mengarah pada kekerasan, dan itulah yang telah kita saksikan terjadi di Gaza," ujarnya.
Pemimpin geng tersebut, Johnny "Taz" Mulford, seorang mantan sersan Angkatan Darat AS yang pernah dihukum karena tindak penyuapan, pencurian, dan memberikan pernyataan palsu, kini menjabat sebagai "pemimpin tim" yang menjalankan kontrak UG Solutions di Gaza.
Identifikasi terhadap anggota Infidels MC yang bekerja di Gaza dilakukan dengan mencocokkan nama-nama dengan informasi publik mengenai kepemimpinan geng dan bukti dari orang dalam UG Solutions. Selain Mulford, teridentifikasi tiga anggota utama lainnya yang memegang peran senior: Larry "J-Rod" Jarrett (wakil ketua yang bertanggung jawab atas logistik), Bill "Saint" Siebe (bendahara yang memimpin tim keamanan), dan Richard "A-Tracker" Lofton (anggota pendiri yang juga memimpin tim keamanan).
Dokumen rahasia, informasi sumber terbuka, dan keterangan mantan kontraktor UGS mengungkap identitas enam anggota Infidels lainnya yang direkrut untuk bekerja di Gaza.
UGS mengklaim telah melakukan pemeriksaan latar belakang yang komprehensif. Namun, laporan berita menunjukkan bahwa Jarrett pernah ditangkap karena mengemudi dalam keadaan mabuk.
Pendiri dan kepala eksekutif UG Solutions, Jameson Govoni, juga ditangkap atas dugaan terlibat insiden tabrak lari.
Investigasi ini mengungkap bahwa Mulford secara aktif merekrut anggota geng motor, terutama sebagai pemimpin tim keamanan bersenjata UGS yang bergaji tinggi. Ia bahkan membuka perekrutan bagi veteran militer AS yang memiliki pengalaman tempur.
Diperkirakan bahwa setidaknya 40 dari sekitar 320 orang yang direkrut untuk bekerja di UG Solutions di Gaza merupakan anggota Infidels MC. Para pegawai dibayar US$980 per hari, sementara para pemimpin tim menerima US$1.580 per hari.
Salah satu pemimpin tim, Josh Miller, mengunggah foto kontraktor di Gaza memegang spanduk bertuliskan "Make Gaza Great Again" dan slogan "rangkul kekerasan" serta "Berselancar sepanjang hari, roket sepanjang malam. Musim panas Gaza 25." Miller juga memiliki tato "Crusader" dan "1095," merujuk pada dimulainya Perang Salib.
Pandangan anti-Islam yang diungkapkan oleh geng ini tercermin dalam selebaran acara panggang babi selama Ramadan dan komentar-komentar Islamofobia di halaman Facebook mereka.
Kekacauan dan bahaya telah menjadi hal yang umum terjadi di lokasi distribusi bantuan di Gaza. PBB menyatakan bahwa sebagian besar pembunuhan tampaknya dilakukan oleh pasukan keamanan Israel.
UGS membantah tuduhan bahwa kontraktor keamanannya menembaki warga sipil dan membahayakan orang-orang yang mencari makanan. Namun, perusahaan tersebut mengakui bahwa tembakan peringatan telah digunakan untuk membubarkan massa.
GHF mengatakan pihaknya mengandalkan "orang-orang dari berbagai latar belakang" untuk memberikan bantuan di Gaza dan membangun kepercayaan dengan warga Gaza.