Jakarta – PT Pertamina (Persero) mengumumkan penemuan sumber daya minyak dan gas (migas) baru yang signifikan di Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau. Ladang migas ini diperkirakan menyimpan total cadangan sebesar 724 juta barel setara minyak (BOE).
Kabar baik ini disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI. Selain penemuan ladang migas baru, Pertamina juga terus memacu penyelesaian proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang kini telah rampung lebih dari 90%. Kilang modern ini dijadwalkan mulai beroperasi pada 17 November 2025.
"Kami menargetkan memulai operasional pada 10 November 2025 dan mencapai kapasitas minimal pada 17 November 2025," ujarnya.
Selain dua pencapaian besar tersebut, Pertamina juga mencatatkan sejumlah prestasi lain. Salah satunya adalah keberhasilan menjadi produsen avtur ramah lingkungan pertama di Asia Tenggara melalui produk Sustainable Aviation Fuel (SAF).
"Kami memproduksi sustainable aviation fuel pertama di Asia Tenggara dengan kapasitas 9 ribu barel per hari," tambahnya.
Pertamina juga telah menyelesaikan revitalisasi tangki penyimpanan Liquefied Natural Gas (LNG) milik PT Perta Arun Gas (PAG) di Aceh, mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi Lumut Balai dengan kapasitas 800 GWh, serta meluncurkan Pertamax Green 95 di 160 outlet dengan volume penjualan 4,83 ribu kiloliter hingga Juli 2025.
Berkat kinerja operasional dan keuangan yang solid, Pertamina diklaim menjadi penyumbang dividen terbesar untuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
"Pertamina secara konsisten memberikan kontribusi pada penerimaan negara di atas Rp 300 triliun per tahun dalam bentuk pajak, dividen, dan PNBP. Hingga Juli 2025, kontribusi tersebut telah mencapai Rp 225,6 triliun, menjadikan Pertamina sebagai penyumbang dividen terbesar untuk Danantara sekaligus BUMN kontributor pajak terbesar," pungkasnya.
