Kapal induk terbaru Tiongkok, Fujian, melakukan pelayaran lintas Selat Taiwan sebagai bagian dari latihan riset dan pelatihan sebelum resmi beroperasi. Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) Tiongkok mengonfirmasi bahwa Fujian menuju Laut China Selatan untuk menjalani serangkaian pengujian penting.
Menurut juru bicara PLAN, pelayaran uji coba ini adalah bagian rutin dari proses konstruksi kapal induk dan tidak ditujukan pada target tertentu.
Fujian, dengan bobot 80.000 ton, akan segera memperkuat armada kapal induk Tiongkok, melengkapi Liaoning dan Shandong sebagai kapal induk ketiga dan paling mutakhir.
Pakar militer Tiongkok menyatakan bahwa perjalanan riset Fujian ke Laut China Selatan menandakan bahwa kapal induk ini hampir siap beroperasi penuh. Sebelumnya, Fujian telah menjalani uji coba di Laut China Timur dan Laut Kuning.
Kehadiran Fujian di wilayah tersebut dilaporkan oleh Pasukan Bela Diri Maritim Jepang, yang mengamati kapal induk ini berlayar di dekat Kepulauan Senkaku (Diaoyu/Diaoyutai) yang disengketakan, ditemani oleh dua kapal perusak PLAN.
Fujian merupakan kapal induk kedua di dunia yang dilengkapi sistem ketapel elektromagnetik, setelah USS Gerald Ford, yang meningkatkan efisiensi peluncuran dan pendaratan pesawat.
Meskipun pengembangan sistem peluncuran ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam teknologi maritim Tiongkok, beberapa keterbatasan masih ada. Fujian berukuran lebih kecil dari kapal induk super AS dan menggunakan tenaga konvensional, bukan nuklir.
Tantangan utama bagi Tiongkok adalah mengelola kru berpengalaman di antara tiga kapal induknya. Pengembangan keahlian operasional untuk operasi kapal induk yang efektif di perairan lepas pantai tetap menjadi prioritas.
Tanggal resmi penugasan Fujian ke dalam dinas aktif belum diumumkan, namun diperkirakan akan bertepatan dengan tanggal yang memiliki makna historis bagi Tiongkok, seperti peringatan invasi Jepang ke Manchuria atau Hari Nasional Tiongkok.