Gelombang ketegangan antara Rusia dan NATO kembali mencuat setelah insiden pelanggaran wilayah udara Polandia oleh pesawat tak berawak Rusia. Kejadian ini menandai eskalasi signifikan sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, memicu kekhawatiran tentang potensi perang terbuka antara dua kekuatan militer terkemuka di dunia.
Kekuatan Militer NATO: Dominasi Anggaran dan Persenjataan
Amerika Serikat, sebagai tulang punggung NATO, mengalokasikan anggaran pertahanan sebesar US$916 miliar pada tahun 2023, mencakup hampir 40% dari total pengeluaran militer global. Kehadiran Finlandia dan Swedia semakin memperkuat posisi geostrategis aliansi. Meskipun demikian, NATO menghadapi tantangan dalam hal sistem persenjataan yang beragam, kekurangan amunisi, dan fragmentasi industri pertahanan.
Secara keseluruhan, NATO memiliki kekuatan yang mengesankan, dengan 3,43 juta personel aktif, 22.377 pesawat militer, 1.143 kapal perang, dan hampir 1 juta kendaraan lapis baja.
Kekuatan Militer Rusia: Peningkatan Anggaran dan Persiapan Konflik
Rusia merespons dengan meningkatkan anggaran pertahanannya menjadi 120 miliar euro pada tahun 2025, setara dengan 6% PDB negara tersebut dan hampir empat kali lipat dari angka tahun 2021. Moskow menargetkan memiliki 1,5 juta prajurit aktif, dengan kekuatan saat ini mencapai 1,32 juta personel. Dari segi persenjataan, Rusia mengoperasikan 4.292 pesawat, 419 kapal perang, 5.750 tank, dan 131 ribu kendaraan lapis baja, meskipun jumlah ini masih di bawah total kolektif NATO.
Keseimbangan Nuklir dan Risiko Global: Ancaman yang Mengintai
Dalam hal senjata nuklir, kekuatan Rusia dan NATO relatif seimbang, dengan Rusia memiliki 5.580 hulu ledak dan NATO (AS, Inggris, Prancis) menguasai 5.559 unit.
Jika konflik berskala penuh terjadi, dampak ekonomi global diperkirakan mencapai US$1,5 triliun hanya pada tahun pertama, akibat lonjakan harga energi dan guncangan pasar keuangan. Analis menilai NATO memiliki keunggulan dalam perang konvensional berkat struktur komando terpadu, interoperabilitas, dan teknologi yang lebih maju.
Namun, ancaman sesungguhnya terletak pada opsi nuklir, di mana serangkaian kekalahan dapat memaksa Moskow untuk menggunakan senjata nuklir taktis.