Film animasi Jumbo sedang menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Indonesia. Hanya dalam waktu singkat, 11 hari sejak rilis pada 31 Maret 2025, film ini berhasil menarik perhatian lebih dari 2 juta penonton. Pencapaian ini menjadikan Jumbo sebagai film animasi Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak.
Di balik kesuksesan Jumbo, yang digarap selama lebih dari lima tahun, ada nama Ryan Adriandhy sebagai sutradara. Namun, tahukah Anda latar belakang pendidikannya? Berikut ulasan singkatnya.
Ryan Adriandhy Halim, lahir di Jakarta pada 15 Juni 1990, memulai karirnya bukan di dunia animasi, melainkan sebagai seorang komika. Ia adalah juara 1 Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) musim pertama pada tahun 2011.
Pendidikan formalnya pun tidak langsung terkait dengan animasi. Ryan meraih gelar sarjana di bidang Graphic Design and New Media (GDNM) dari Binus Northumbria, Jakarta.
Setelah sukses sebagai komika, Ryan terjun ke dunia akting, terlibat dalam beberapa proyek seperti Malam Minggu Miko dan Cinta Dalam Kardus karya Raditya Dika.
Pada tahun 2012 hingga 2015, Ryan bekerja sebagai junior colorist di sebuah studio desain di Jakarta. Titik balik karirnya terjadi ketika ia memperoleh beasiswa Fulbright untuk melanjutkan studi di Amerika Serikat, tepatnya di Rochester Institute of Technology.
Di sana, Ryan mengambil program magister dan pada tahun 2019 berhasil meraih gelar Master of Fine Arts (MFA) dengan spesialisasi Film and Animation.
Selain menyutradarai Jumbo, Ryan juga terlibat dalam penulisan naskahnya. Sebelumnya, ia juga berkontribusi dalam pembuatan film animasi NUSSA, yang juga merupakan produksi Visinema.
Kisah perjalanan Ryan Adriandhy, dari seorang komika hingga menjadi sutradara film animasi sukses, bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda yang tertarik dengan dunia animasi.