Kabupaten Pamekasan menghadapi situasi darurat kesehatan akibat lonjakan kasus campak. Dinas Kesehatan setempat mencatat 520 kasus suspek, dimana 177 di antaranya terkonfirmasi positif. Tragisnya, lima pasien, termasuk satu suspek, meninggal dunia akibat penyakit ini.
Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman, mengambil tindakan cepat dengan mengeluarkan Surat Edaran yang menekankan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat. Edukasi mengenai imunisasi, pola hidup bersih dan sehat, serta penanganan medis yang sigap menjadi kunci utama.
Dalam rapat koordinasi bersama UNICEF Indonesia Wilayah Jawa Timur, Bupati menekankan pentingnya pelayanan optimal dari seluruh fasilitas kesehatan, baik puskesmas maupun rumah sakit, negeri maupun swasta. Tujuannya adalah menekan angka kasus campak dan mencegah bertambahnya korban jiwa.
Kolaborasi lintas sektor menjadi perhatian utama, mengingat dampak kesehatan yang meluas hingga sektor ekonomi dan pendidikan. Penanganan campak tidak hanya dilihat dari sudut pandang medis, tetapi juga sebagai isu yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan.
Bupati juga menginstruksikan para camat untuk aktif berkoordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) guna memastikan cakupan imunisasi yang merata di seluruh wilayah.
Sebagai respons, Dinas Kesehatan Pamekasan telah menjalankan program imunisasi massal yang menyasar 5.016 anak berusia 9 hingga 59 bulan. Program yang dimulai sejak 20 Agustus 2025 ini diprioritaskan di wilayah dengan temuan kasus terbanyak. Dukungan berupa 650 vial vaksin campak dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga telah didistribusikan, dengan alokasi satu vial untuk setiap anak.