Peristiwa tragis mengguncang Prancis ketika seorang pria Muslim bernama Aboubakar Cisse menjadi korban pembunuhan brutal di sebuah masjid di La Grand-Combe, wilayah Gard. Cisse, seorang pemuda asal Mali berusia 20-an, ditikam puluhan kali oleh pelaku yang diduga melakukan aksi Islamofobia.
Kejadian mengerikan ini terjadi pada Jumat (25/4) ketika Cisse sedang berada sendirian di dalam masjid. Pelaku, yang diidentifikasi sebagai Olivier A, menyerang korban setelah sebelumnya sempat berdoa bersama. Lebih mengerikan lagi, pelaku merekam aksinya menggunakan ponsel sambil melontarkan ujaran kebencian terhadap Islam.
Video tersebut kemudian disebarkan ke media sosial sebelum akhirnya dihapus. Dalam rekaman tersebut, pelaku terdengar menghina ‘Allah’ setelah melakukan serangan, sementara korban terlihat menggeliat kesakitan. Pembunuhan itu sendiri terekam oleh kamera keamanan masjid.
Olivier A, lahir di Prancis pada tahun 2004, diketahui pengangguran dan tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya. Jenazah Cisse baru ditemukan pada pagi hari saat jemaah lain tiba untuk salat Jumat.
Peristiwa ini memicu respons keras dari berbagai pihak di Prancis. Presiden Emmanuel Macron menegaskan bahwa rasisme dan kebencian tidak memiliki tempat di Prancis, dan kebebasan beribadah tidak boleh dilanggar. Perdana Menteri Francois Bayrou mengecam pembunuhan ini sebagai ‘kekejaman Islamofobia’.
Dewan Umat Muslim Prancis (CFCM) menyatakan keterkejutan mereka atas ‘serangan teroris anti-Muslim’ ini dan mengimbau umat Muslim di Prancis untuk ‘sangat waspada’. Dewan Perwakilan Lembaga Yahudi Prancis (CRIF) menyebut pembunuhan ini sebagai kejahatan tercela.
Jaksa regional Abdelkrim Grini menyatakan bahwa motif Islamofobia menjadi petunjuk utama dalam penyelidikan kasus ini, meskipun faktor lain juga sedang dipertimbangkan. Pihak berwenang menganggap pelaku berpotensi berbahaya dan perlu segera ditangkap.
Sebagai bentuk solidaritas, sekitar 1.000 orang berbaris di La Grand Combe pada hari Minggu untuk mengenang Cisse. Kasus ini menjadi pengingat pahit akan bahaya intoleransi dan pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama.