Dedi Mulyadi menjadi sorotan setelah berdebat dengan seorang remaja perempuan yang mengaku sebagai korban gusuran di Jawa Barat. Perdebatan tersebut membahas mengenai larangan study tour dan acara wisuda sekolah.
Sang remaja, yang kemudian diketahui bernama Aura Cinta, berpendapat bahwa wisuda penting bagi siswa dari keluarga kurang mampu agar memiliki kenangan. Dedi Mulyadi menanggapi bahwa wisuda seharusnya hanya untuk mahasiswa dan acara perpisahan sekolah dapat diadakan tanpa membebani biaya mahal.
Dedi Mulyadi juga menyinggung kondisi keluarga Aura yang disebutnya sebagai korban penggusuran di kawasan Cikarang, Bekasi. Ia mempertanyakan mengapa orang miskin tidak prihatin dan malah ingin hidup bergaya dengan adanya perpisahan sekolah.
"Kenapa miskin pengen hidup bergaya, sekolah harus ada perpisahan? Kenapa orang miskin nggak prihatin? Kalau buat ngontrak aja nggak punya, ngapain protes wisuda harus ada? kan logikanya harus dipakai. Hidup tuh jangan sombong gitu," ujar Dedi Mulyadi.
Pernyataan Dedi Mulyadi tersebut menuai beragam reaksi dari warganet. Banyak yang menyayangkan penggunaan kata "sombong" dan "miskin" yang dianggap merendahkan. Sebagian warganet menilai Dedi Mulyadi terlalu menyudutkan sang remaja dalam perdebatan tersebut.