NATO Tingkatkan Kesiapan Tempur di Tengah Ketegangan dengan Rusia

NATO meningkatkan kewaspadaan dengan menggelar latihan militer besar-besaran sebagai respons terhadap meningkatnya kekhawatiran atas potensi konflik dengan Rusia. Langkah ini diambil setelah Polandia menuduh Rusia melanggar wilayah udaranya menggunakan pesawat tanpa awak, tuduhan yang dibantah keras oleh Kremlin.

Latihan militer bertajuk ‘Penjaga Timur’ ini bertujuan untuk memperkuat pertahanan blok NATO di sisi timurnya. Sekretaris Jenderal NATO menyatakan bahwa manuver ini merupakan respons terhadap pelanggaran wilayah udara yang berkelanjutan, termasuk insiden di mana sejumlah drone Rusia diduga memasuki wilayah udara Polandia pada 10 September.

Sejumlah negara anggota NATO telah berkomitmen untuk berkontribusi dalam latihan ini. Denmark akan mengerahkan dua jet tempur F-16 dan sebuah fregat anti-pesawat. Prancis akan mengirimkan tiga jet Rafale, sementara Jerman akan menyumbangkan empat Eurofighter. Inggris juga menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi.

Pemerintah Polandia melaporkan terjadinya beberapa pelanggaran wilayah udara dan mengklaim telah menembak jatuh beberapa drone. Mereka juga melaporkan kerusakan di darat, meskipun tidak ada korban jiwa.

Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa operasi drone mereka difokuskan pada target militer di Ukraina dan tidak diarahkan ke Polandia. Mereka juga menyatakan kesiapan untuk melakukan konsultasi dengan Warsawa.

Juru bicara Kremlin menepis tuduhan NATO sebagai upaya untuk menyebarkan ketakutan. Ia menegaskan bahwa Rusia tidak pernah mengancam siapa pun, termasuk negara-negara Eropa. Menurutnya, NATO lah yang terus mendekatkan infrastruktur militernya ke perbatasan Rusia, bukan sebaliknya.

Scroll to Top