Ledakan Dahsyat Guncang Pelabuhan Iran, Puluhan Tewas dan Ribuan Terluka

TEHERAN – Sebuah ledakan dahsyat mengguncang Pelabuhan Shahid Rajaei di Iran pada Sabtu lalu, menyebabkan sedikitnya 40 orang tewas dan 1.242 lainnya terluka. Tragedi ini memicu respons cepat dari pemerintah Iran.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, segera memerintahkan investigasi komprehensif untuk mengungkap penyebab ledakan tersebut. Perintah ini dikeluarkan setelah Presiden Masoud Pezeshkian meninjau langsung lokasi kejadian yang berdekatan dengan Selat Hormuz.

Khamenei menekankan pentingnya penyelidikan yang teliti, dengan menekankan bahwa "Pejabat keamanan dan peradilan wajib menyelidiki secara menyeluruh, mengungkap setiap kelalaian atau niat buruk, dan mengambil tindakan sesuai dengan hukum yang berlaku."

Dampak ledakan ini meluas, dengan asap tebal dan polusi udara yang menyebar di Bandar Abbas, ibu kota provinsi Hormozgan. Akibatnya, seluruh sekolah dan kantor di kota tersebut ditutup untuk memprioritaskan upaya penanggulangan darurat. Kementerian Kesehatan juga mengimbau warga untuk tetap berada di dalam rumah dan menggunakan masker pelindung.

Presiden Pezeshkian, saat tiba di Bandar Abbas, menyampaikan apresiasi kepada tim penyelamat dan berjanji akan memberikan dukungan kepada keluarga korban. "Kami datang untuk meninjau langsung dan melihat apakah ada hal-hal yang dapat segera ditangani oleh pemerintah," ujarnya.

Sebagai bentuk solidaritas, Rusia mengirimkan pesawat khusus untuk membantu memadamkan api.

Spekulasi mengenai penyebab ledakan pun bermunculan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa ledakan berasal dari natrium perklorat, bahan utama dalam bahan bakar roket padat. Namun, juru bicara Kementerian Pertahanan membantah adanya kargo militer di area tersebut. Sementara itu, kantor bea cukai pelabuhan menduga bahwa kebakaran di depot penyimpanan bahan kimia berbahaya menjadi pemicu ledakan.

Kepala Bulan Sabit Merah, Pirhossein Koolivand, menyatakan bahwa sejumlah korban luka telah dievakuasi ke Teheran untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih intensif.

Foto udara yang dirilis oleh kepresidenan Iran menunjukkan kepulan asap hitam yang membubung tinggi dari lokasi kejadian. Meskipun api telah berhasil dikendalikan, proses pemadaman masih terus berlangsung.

Menteri Dalam Negeri, Eskandar Momeni, memastikan bahwa situasi di area utama pelabuhan telah stabil dan aktivitas pemuatan kontainer serta bea cukai telah kembali berjalan.

Tragedi ini memicu simpati dan dukungan dari berbagai negara dan organisasi internasional. China, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Mesir, Pakistan, India, Turki, PBB, dan Rusia menyampaikan belasungkawa mereka. Gerakan Hizbullah di Lebanon juga выразила поддержку kepada Iran.

Pemerintah Iran telah menetapkan hari Senin sebagai hari berkabung nasional, serta tiga hari berkabung di provinsi Hormozgan.

Ledakan ini terjadi di tengah pertemuan delegasi Iran dan AS di Oman untuk membahas program nuklir Teheran. Meskipun pihak berwenang Iran menganggap ledakan ini sebagai kecelakaan, insiden ini terjadi di tengah ketegangan yang sedang berlangsung dengan musuh regional, Israel.

Menurut laporan Washington Post, Israel pernah melancarkan serangan siber yang menargetkan Pelabuhan Shahid Rajaei pada tahun 2020.

Scroll to Top