Selama ini, vitamin D dikenal sebagai tameng pelindung tubuh dari infeksi saluran pernapasan seperti pilek dan bronkitis. Namun, penelitian terbaru mengungkap fakta mengejutkan: suplemen vitamin D ternyata tak memberikan perlindungan signifikan terhadap penyakit tersebut.
Analisis terhadap 46 uji klinis yang melibatkan lebih dari 64.000 partisipan dari berbagai negara dan usia menunjukkan hasil yang konsisten. Pemberian suplemen vitamin D tak terbukti mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan akut dibandingkan dengan plasebo. Hasil ini berlaku tanpa memandang usia, dosis suplemen, kadar vitamin D awal, maupun durasi konsumsi.
Penemuan ini sekaligus mengoreksi meta-analisis sebelumnya di tahun 2021 yang sempat mengindikasikan adanya manfaat perlindungan dari vitamin D. Namun, dengan data uji coba skala besar terbaru, manfaat tersebut tak lagi signifikan secara statistik.
Lantas, apakah vitamin D tak penting? Tentu tidak. Vitamin D tetap krusial untuk menjaga kesehatan tulang dan fungsi otot. Hanya saja, klaim bahwa vitamin D efektif mencegah infeksi pernapasan belum terbukti secara ilmiah.
Konsumsi suplemen vitamin D dalam dosis yang tepat masih aman. Namun, jangan jadikan suplemen ini sebagai satu-satunya cara untuk mencegah penyakit infeksi.
Langkah utama memperkuat sistem kekebalan tubuh adalah dengan menerapkan pendekatan holistik. Jaga pola makan seimbang, berolahraga teratur, tidur cukup, dan lakukan vaksinasi tepat waktu.
Dapatkan vitamin D secara alami melalui paparan sinar matahari dan konsumsi makanan kaya vitamin D, seperti ikan berlemak, telur, dan produk susu yang diperkaya. Suplemen vitamin D tetap bisa diberikan pada individu dengan defisiensi tertentu, namun bukan untuk tujuan pencegahan infeksi secara umum.
Penting untuk memahami batasan klaim manfaat suplemen yang beredar luas. Mengandalkan vitamin D semata untuk mencegah pilek atau bronkitis bukanlah langkah yang didukung bukti ilmiah kuat. Perkuat imunitas tubuh dengan strategi komprehensif, bukan hanya satu jenis suplemen.