Umumnya, buaya identik dengan rahang kuat penuh gigi tajam, predator ganas yang memangsa daging. Dengan asam lambung super kuat, buaya modern adalah karnivora puncak yang sempurna. Namun, tahukah Anda bahwa beberapa kerabat purba mereka justru memilih menjadi vegetarian?
Dalam beberapa tahun belakangan, para ilmuwan menemukan fosil crocodyliform purba – kelompok besar yang mencakup semua kerabat buaya dan aligator, baik yang hidup maupun yang telah punah – yang mengindikasikan pola makan herbivora.
Bukti utama terungkap dari analisis gigi. Sebuah studi menganalisis ratusan gigi dari belasan spesies crocodyliform punah untuk merekonstruksi pola makan mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa buaya herbivora memiliki gigi yang lebih kompleks dibandingkan karnivora yang giginya sederhana. Omnivora berada di antara keduanya. Pola ini konsisten pada reptil modern, termasuk buaya dan kadal.
Temuan ini mengungkap fakta bahwa beberapa buaya purba memiliki gigi kompleks, ciri khas herbivora sejati. Fosil-fosil ini menceritakan evolusi panjang, di mana buaya vegetarian pertama muncul setelah kepunahan massal akhir Trias sekitar 201 juta tahun lalu dan bertahan hingga 66 juta tahun lalu, saat asteroid raksasa mengakhiri era dinosaurus non-unggas.
Menariknya, pola makan tumbuhan ini berevolusi beberapa kali secara independen. Studi menunjukkan bahwa crocodyliform yang telah punah memiliki variasi pola makan yang sangat beragam. Beberapa mirip buaya modern yang karnivora, beberapa omnivora, dan yang lainnya kemungkinan besar herbivora. Herbivora ini hidup di berbagai benua pada waktu yang berbeda, berdampingan dengan mamalia atau tidak.
Dalam dunia evolusi, perubahan pola makan ekstrem bukanlah hal yang asing. Panda raksasa, misalnya, kini sebagian besar hidup dari bambu, padahal nenek moyangnya pemakan daging. Bahkan hingga kini, panda masih menyimpan sistem pencernaan karnivora dan sesekali memakan daging.