Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengeluarkan pedoman terbaru untuk layanan HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menekankan pendekatan yang lebih komprehensif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup orang yang hidup dengan HIV, bukan hanya fokus pada penekanan virus semata.
Salah satu poin utama dalam pedoman ini adalah integrasi layanan HIV dengan perawatan penyakit kronis lainnya, seperti diabetes dan hipertensi. Data menunjukkan bahwa prevalensi kedua penyakit ini cukup tinggi di antara populasi orang dengan HIV, terutama di wilayah Afrika sub-Sahara. Menggabungkan perawatan akan memudahkan pasien dan memberikan penanganan yang lebih efektif.
Selain penyakit fisik, kesehatan mental juga mendapat perhatian khusus dalam pedoman baru ini. WHO menekankan pentingnya mengintegrasikan layanan HIV dengan perawatan kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan penggunaan alkohol. Masalah kesehatan mental seringkali dialami oleh orang dengan HIV, dan penanganan yang tepat dapat sangat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pedoman ini juga menekankan pentingnya dukungan psikososial, seperti konseling dan edukasi. Dukungan ini terbukti efektif dalam membantu pasien mempertahankan penekanan virus dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Direktur Departemen WHO untuk HIV, Tuberkolosis, Hepatitis, dan IMS, Tereza Kasaeva, menyatakan bahwa dengan mengintegrasikan perawatan hipertensi, diabetes, dan kesehatan mental ke dalam layanan HIV, serta memastikan dukungan yang tepat, WHO berharap dapat membantu orang-orang yang hidup dengan HIV untuk menjalani hidup yang lebih sehat dan sejahtera.
Pedoman baru ini merupakan wujud komitmen WHO untuk memberikan perawatan holistik yang berpusat pada pasien, yang membahas berbagai kebutuhan kesehatan orang dengan HIV, sehingga mereka dapat menjalani hidup lebih lama dan lebih sehat.