Rusia Uji Coba Rudal Hipersonik Zircon di Gerbang NATO, Latihan Perang Zapad 2025 Dimulai

MOSKOW – Angkatan Laut Rusia menunjukkan kekuatan militernya dengan meluncurkan rudal hipersonik Zircon dari kapal perang Admiral Golovko di Laut Barents. Laut Barents, yang berbatasan dengan Semenanjung Kola dan Norwegia, secara strategis dianggap sebagai "gerbang" menuju wilayah NATO. Uji coba ini merupakan bagian dari latihan militer berskala besar bernama Zapad 2025.

Kementerian Pertahanan Rusia merilis rekaman video yang memperlihatkan keberhasilan uji coba rudal Zircon. "Target berhasil dihancurkan dengan serangan langsung," demikian pernyataan kementerian tersebut, sembari menambahkan bahwa area peluncuran telah ditutup untuk penerbangan sipil dan kapal.

Latihan Zapad 2025, yang dimulai pada hari Jumat, melibatkan sekutu utama Rusia, Belarusia, dan dibagi menjadi dua fokus utama: Laut Baltik dan Laut Barents.

Kegiatan ini berlangsung tak lama setelah serangkaian pesawat tak berawak Rusia melintasi wilayah udara Polandia, anggota NATO. Insiden ini dianggap sebagai "ujian" bagi aliansi Barat.

Rudal Zircon, yang juga dikenal sebagai Tsirkon atau SS-N-33, diklaim memiliki jangkauan hingga 1.000 kilometer dan mampu mencapai kecepatan Mach 9, sembilan kali kecepatan suara. Kecepatan ekstrim ini menjadikannya senjata yang sangat strategis.

Analisis menunjukkan bahwa Rusia telah menggunakan rudal Zircon dalam pertempuran di Ukraina. Selain itu, Rusia juga menggunakan rudal hipersonik Kinzhal, yang dapat diluncurkan dari pesawat pengebom jarak jauh Tu-22M3. Pesawat ini juga terlibat dalam simulasi serangan terhadap target "musuh" selama latihan Zapad.

Presiden Vladimir Putin sebelumnya menegaskan bahwa Zircon, bersama dengan senjata "generasi mendatang" lainnya, akan menjadi perisai yang melindungi Rusia dari potensi ancaman eksternal dan menjamin kepentingan nasional.

Rusia memiliki pangkalan militer yang signifikan di Semenanjung Kola, termasuk Armada Utara dan kapal selam nuklirnya. Kremlin secara aktif memperluas kehadiran militernya di wilayah Arktik. Peningkatan aktivitas militer Rusia di wilayah tersebut memicu kekhawatiran serius di kalangan anggota NATO.

Laut Baltik sering disebut sebagai "danau NATO" karena dikelilingi oleh negara-negara anggota aliansi. Sementara itu, Laut Barents berbatasan dengan Semenanjung Kola Rusia dan Norwegia, yang merupakan anggota NATO. Latihan perang gabungan Rusia-Belarusia dijadwalkan berakhir pada tanggal 16 September.

Scroll to Top