KTT Darurat Negara Arab dan Islam: Peringatan Keras untuk Israel dan Ancaman Normalisasi

Para pemimpin negara-negara Arab dan Islam berkumpul di Doha, Qatar, dalam sebuah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) darurat sebagai reaksi atas agresi Israel. Draf resolusi yang beredar mengindikasikan peringatan tajam bahwa agresi Israel dan "aksi permusuhan" lainnya mengancam perdamaian dan stabilitas kawasan, serta masa depan normalisasi hubungan.

Para Menteri Luar Negeri, sebelum KTT, menyusun draf resolusi dengan bahasa yang sangat tegas, bahkan mengancam upaya normalisasi yang sedang berlangsung antara Israel dan beberapa negara Arab.

"Agresi brutal Israel dan berlanjutnya aksi permusuhan, termasuk genosida, pembersihan etnis, kelaparan, pengepungan, kolonisasi, dan kebijakan ekspansi, merusak prospek perdamaian dan koeksistensi di kawasan," demikian bunyi kutipan draf resolusi. "Tindakan ini membahayakan semua pencapaian dalam jalur normalisasi hubungan dengan Israel, termasuk perjanjian yang sudah ada dan yang akan datang."

KTT ini diadakan sebagai bentuk dukungan kepada Qatar setelah serangan udara Israel pada 9 September yang menargetkan pemimpin kelompok militan Palestina, Hamas, yang berdomisili di Qatar. Serangan tersebut, yang menurut Hamas menewaskan lima anggotanya, mendorong negara-negara Teluk untuk bersatu.

Insiden ini juga meningkatkan ketegangan dalam hubungan antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel, yang menormalisasi hubungan pada tahun 2020.

Israel membela tindakannya, menolak tuduhan genosida, dan menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan teroris.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menekan Qatar atas kehadiran para pemimpin Hamas di wilayahnya dan memperingatkan Doha untuk mengusir atau mengadili mereka. Netanyahu menyatakan bahwa mengusir para pemimpin Hamas dari Qatar akan menghilangkan hambatan utama untuk membebaskan para sandera dan mengakhiri perang.

Namun, bagi negara-negara Arab dan Islam, serangan ini merupakan pelanggaran kedaulatan dan eskalasi berbahaya. Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, menyebut serangan tersebut "barbarik" dan mendesak tindakan tegas sebagai respons.

"Agresi Israel tidak akan menghentikan upaya mediasi Doha dalam konflik di Gaza," tegasnya.

Scroll to Top