Medvedev Beri Peringatan Keras Soal Zona Larangan Terbang Ukraina dan Manuver NATO

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, melontarkan peringatan tajam terkait wacana zona larangan terbang di Ukraina dan langkah terbaru NATO yang dinilai provokatif.

Dalam pernyataan yang dipublikasikan melalui Telegram, Medvedev menegaskan bahwa penerapan zona larangan terbang di atas Ukraina, seperti yang diidamkan oleh Kyiv dan pihak-pihak lain, sama saja dengan perang antara NATO dan Rusia. Hal ini akan terjadi jika negara-negara NATO diizinkan untuk menembak jatuh drone Rusia.

Medvedev juga menyindir kunjungan Menteri Pertahanan Estonia, Hanno Pevkur, ke Ukraina, yang mengumumkan bantuan militer senilai US$117 juta untuk tahun depan. Ia mengejek dengan mengatakan, "Semakin kecil negaranya, semakin sombong dan bodoh para petingginya."

Ukraina telah lama mendesak pembentukan zona larangan terbang sejak awal konflik dengan Rusia. Namun, sekutu-sekutu NATO khawatir tindakan tersebut dapat memicu konfrontasi nuklir, meskipun bersifat defensif. Sebagai alternatif, mereka memilih memasok sistem pertahanan udara, rudal, dan pesawat terbang kepada Ukraina dengan harapan negara tersebut dapat menciptakan zona larangan terbangnya sendiri.

Sementara itu, NATO meluncurkan operasi "Eastern Sentry" untuk memperkuat pertahanan di perbatasan Rusia, menyusul insiden drone Rusia yang memasuki wilayah Polandia. Denmark akan mengerahkan dua jet tempur F-16 dan fregat anti-perang udara. Prancis akan menyumbangkan tiga jet Rafale, dan Jerman empat Eurofighter.

Kepala NATO, Mark Rutte, menyatakan bahwa inisiatif ini menegaskan kesiapan aliansi untuk membela diri. Ia menambahkan bahwa insiden drone Rusia yang melintasi Polandia bukanlah kejadian yang terisolasi.

Scroll to Top