Penemuan Baru di Bulan: Jatuhan Batu Ungkap Aktivitas Geologis Tersembunyi

Ribuan foto satelit telah membantu para ilmuwan memetakan 245 jalur jatuhan batu baru di permukaan Bulan. Pemetaan ini memberikan petunjuk penting mengenai aktivitas seismik dan tumbukan yang terjadi dalam kurun waktu 500.000 tahun terakhir.

Ketika sebuah batu besar menggelinding menuruni lereng Bulan, ia menciptakan pola unik seperti tulang ikan yang disebabkan oleh debu yang terhambur. Studi terbaru berhasil mengidentifikasi lokasi dan memperkirakan usia dari bukti jatuhan batu ini. Tercatat 245 jalur baru terbentuk akibat bongkahan batu yang berguling, memantul, dan meluncur di dinding kawah.

Penelitian ini menantang anggapan bahwa Bulan adalah benda mati secara geologis. Sivaprahasam Vijayan, seorang profesor yang terlibat dalam studi ini, menjelaskan bahwa bongkahan batu berukuran puluhan hingga ratusan meter, dengan berat berton-ton, telah berpindah dari posisinya seiring waktu. Mengetahui usia jatuhan batu ini sangat penting untuk memahami kapan aktivitas geologis masih berlangsung.

Jejak Jatuhan Batu

Jatuhan batu yang baru mengangkat material segar dari bawah permukaan, sehingga jalur yang ditinggalkan tampak lebih terang dibandingkan jalur yang lebih tua. Jalur jatuhan batu yang relatif baru dapat diidentifikasi dengan melihat material yang terhambur di sekitarnya.

Tim peneliti meneliti ribuan gambar permukaan Bulan pada garis lintang tertentu untuk mengidentifikasi jalur jatuhan batu. Mereka kemudian memeriksa citra yang diambil oleh kamera Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) NASA dari tahun 2009 hingga 2022. Usia jalur diperkirakan dengan mempelajari material jatuhan batu dan selimut ejecta hasil tumbukan. Kawah-kawah yang dianalisis diperkirakan berusia sekitar 400.000 tahun, sehingga jalur BFE lebih muda dari itu. Selain itu, mereka juga mencari patahan seismik atau kawah tumbukan di sekitar yang mungkin memicu jatuhan batu.

Peta Geologi Bulan yang Baru

Peta geologi baru ini menyoroti area yang aktif secara seismik dan lokasi tumbukan baru di Bulan. Area ini dapat menjadi lokasi pendaratan potensial untuk misi bulan di masa depan yang berfokus pada aktivitas permukaan dan bawah permukaan terkini.

Para peneliti berencana untuk menggunakan kecerdasan buatan dalam penelitian selanjutnya. Langkah penting berikutnya adalah menentukan apakah penyebab jatuhan batu berasal dari faktor internal (endogenik) atau eksternal (eksogenik). Ini dapat dilakukan dengan menempatkan lebih banyak seismometer dalam misi-misi bulan mendatang. Diperlukan jaringan seismometer yang luas di seluruh Bulan untuk memantau aktivitas seismik secara terus-menerus selama beberapa dekade.

Scroll to Top