Pasar keuangan Indonesia menunjukkan dinamika yang beragam. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan penguatan, sementara nilai tukar rupiah justru tertekan di hadapan dolar AS. Di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan, menandakan adanya aksi jual dari para investor.
Pergerakan pasar keuangan ini terjadi di tengah sentimen positif dari Wall Street, yang kompak menguat berkat sinyal baik dalam perundingan dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat.
Penantian Hasil Pertemuan Penting
Para pelaku pasar saat ini menantikan hasil dari dua pertemuan penting: Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) dan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed. Keputusan terkait suku bunga acuan dari kedua bank sentral ini akan menjadi penentu arah pasar keuangan selanjutnya. Harapan akan adanya stimulus ekonomi dari kedua belah pihak menjadi salah satu faktor yang dapat mendorong pasar keuangan Indonesia hari ini.
IHSG pada perdagangan kemarin, mampu mencatatkan kenaikan sebesar 1,06% dan mencapai level 7.937,11. Hal ini melanjutkan tren positif yang telah berlangsung selama empat hari berturut-turut. Nilai transaksi mencapai Rp17,07 triliun.
Investor asing terpantau melakukan pembelian bersih (net buy) senilai Rp1,05 triliun di seluruh pasar, mengakhiri tren penjualan bersih (net outflow) yang telah berlangsung selama 12 hari.
Sektor utilitas menjadi pemimpin kenaikan dengan apresiasi sebesar 3,17%, diikuti oleh sektor konsumen siklikal dan teknologi. Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) memberikan kontribusi terbesar terhadap penguatan IHSG. Sebaliknya, saham perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) justru menjadi penahan laju kenaikan indeks.
Rupiah Tertekan Menjelang Keputusan The Fed
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami tekanan sebesar 0,18%, berada di level Rp16.405/US$. Penguatan dolar AS menjelang pengumuman kebijakan The Fed menjadi salah satu faktor pendorong pelemahan rupiah.
Investor memperkirakan The Fed akan memulai siklus pemangkasan suku bunga pertama di tahun ini. Peluang pemangkasan sebesar 25 basis poin mencapai 93%. Langkah ini berpotensi menjadi katalis positif bagi rupiah dalam jangka waktu mendatang, terutama dengan harapan aliran modal asing yang kembali masuk ke pasar negara berkembang.
Sentimen Pasar Hari Ini
Pada perdagangan hari ini, pasar diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh hasil RDG BI dan pengumuman suku bunga acuan The Fed. Investor juga akan mencermati rilis data utang luar negeri (ULN) Indonesia, peluncuran program paket stimulus ekonomi 2025, serta sinyal pelemahan dari data ekonomi Tiongkok.
Kembalinya investor asing ke pasar saham dan stimulus pemerintah diharapkan dapat menjadi sentimen positif bagi pasar saham. Melemahnya indeks dolar AS juga diharapkan dapat memberikan dukungan bagi rupiah.
Beberapa faktor penting yang akan membentuk arah IHSG dan rupiah meliputi:
- Kembalinya Asing ke Pasar Saham: Investor asing kembali melakukan pembelian bersih setelah 12 hari berturut-turut melakukan penjualan bersih.
- Indeks Dolar dan Imbal Hasil US Treasury Melandai: Melemahnya indeks dolar dan imbal hasil US Treasury dapat memicu aliran modal ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
- Utang Luar Negeri RI Turun: Posisi ULN Indonesia mengalami penurunan, menunjukkan pengelolaan utang yang lebih baik.
- Keputusan Suku Bunga BI: BI akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya, yang diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap pasar.
- Program Paket Ekonomi 2025: Pemerintah meluncurkan program stimulus ekonomi untuk menjaga momentum pertumbuhan dan memperluas kesempatan kerja.
- Keputusan FOMC The Fed: Pasar memperkirakan The Fed akan mulai memangkas suku bunga acuan.
- Data Ekonomi Tiongkok: Data ekonomi Tiongkok menunjukkan tanda-tanda pelemahan, yang dapat mempengaruhi sentimen pasar global.
Agenda dan Rilis Data Hari Ini
Beberapa agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini meliputi:
- Rapat kerja Komisi IV DPR dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
- RDP Komisi XI DPR dengan Direktur Utama LPDP dan Direktur Utama STAN.
- Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).
- FOMC The Federal Reserve.
- Tingkat Pengangguran Inggris Juli 2025.
- Penjualan ritel Amerika Serikat (AS) Agustus.
- Produksi Manufaktur AS.
Selain itu, beberapa emiten juga akan mengadakan RUPS, ex date dividen, dan DPS Dividen Tunai.