Pemerintah Kota Tangerang meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) campak, seiring dengan peningkatan kasus yang teramati. Berbagai upaya kolaboratif lintas sektor diintensifkan untuk mencegah dan menangani penyakit campak, terutama yang masuk kategori penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Dinas Kesehatan Kota Tangerang mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC) untuk menginvestigasi setiap laporan kasus yang mencurigakan. Kajian epidemiologi juga disusun untuk mengantisipasi dan menentukan langkah intervensi yang paling efektif.
Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat menjadi fokus utama. Informasi tentang pentingnya imunisasi lengkap, penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta deteksi dini gejala campak digencarkan kepada orang tua, pengasuh, dan lingkungan sekolah.
Puskesmas dan posyandu memperkuat upaya imunisasi melalui pelaksanaan imunisasi rutin, imunisasi kejar bagi anak usia 0–59 bulan dan anak sekolah, serta pemberian imunisasi tambahan sesuai petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan. Kasus campak yang ditemukan akan segera ditangani dengan isolasi, pemberian vitamin A, dan terapi sesuai anjuran medis.
Camat dan lurah memainkan peran kunci dalam mendukung pelaksanaan program pencegahan campak. Mereka berkoordinasi untuk memastikan program imunisasi berjalan efektif di wilayah masing-masing, menyampaikan informasi kepada masyarakat, dan memobilisasi partisipasi warga.
Tokoh agama dan tokoh masyarakat juga dilibatkan dalam menyampaikan edukasi kesehatan. Melalui ceramah keagamaan dan pertemuan komunitas, mereka membantu meningkatkan kesadaran dan penerimaan masyarakat terhadap pentingnya imunisasi.
Pemerintah Kota Tangerang optimis dapat menekan laju penyebaran campak dan mencegah terjadinya KLB melalui sinergi lintas sektor ini. Masyarakat diimbau untuk segera melengkapi imunisasi anak-anaknya dan aktif melapor jika menemukan gejala campak di lingkungan sekitar.