Keputusan Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) untuk menarik delegasinya dari partisipasi langsung dalam Global Sumud Flotilla menuai apresiasi luas. Langkah ini dipandang sebagai manuver cerdas yang justru memperkuat misi kemanusiaan untuk Gaza.
Steering Committee Global Sumud Flotilla secara terbuka memuji tindakan Indonesia. Mereka menggarisbawahi bahwa keputusan ini, didorong oleh semangat solidaritas, memungkinkan lebih banyak aktivis dari negara lain, terutama yang kurang memiliki sumber daya, untuk berpartisipasi dalam pelayaran bersejarah ini.
Menurut anggota Steering Committee Global Sumud Flotilla, penarikan delegasi Indonesia, yang semula memegang peran penting sebagai kontributor kapal terbanyak, bukan merupakan kemunduran. Sebaliknya, ini adalah langkah strategis untuk mendistribusikan kesempatan dan melibatkan suara-suara baru dalam misi kemanusiaan ini.
"Keputusan Indonesia sangat strategis," ujarnya. "Ini memaksa kita untuk merenungkan pemahaman kita tentang esensi dari misi menembus blokade Gaza."
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa konvoi akbar ini bukan sekadar soal berlayar. Ada ribuan relawan dan aktivis dari 45 negara yang ingin ambil bagian, namun jumlah kapal yang tersedia terbatas. Kontribusi IGPC sebanyak lima kapal dari total 41 kapal yang tersedia menjadi krusial.
Kesenjangan antara antusiasme partisipasi dan ketersediaan kapal sempat memicu frustrasi di internal steering committee. Persoalan lain adalah perbedaan motivasi dan kepentingan politik yang dibawa oleh para peserta.
Keputusan Indonesia untuk menarik diri menjadi solusi elegan. Ini memberikan kesempatan bagi aktivis dari negara-negara yang selama ini dianggap dekat dengan Israel untuk turut serta. Indonesia, sebagai salah satu pendukung kuat Palestina dan negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, memahami pentingnya melibatkan spektrum yang lebih luas dalam perjuangan ini.
Dengan memberikan kuota delegasi dan kapal kepada partisipan dari negara lain, terutama Eropa, diharapkan tercipta tekanan yang lebih kuat terhadap Israel untuk mengakhiri blokade Gaza. Kehadiran mereka di atas kapal dapat menjadi jaminan keamanan dan memastikan suara-suara pro-Palestina tetap didengar di panggung internasional.
Langkah Indonesia ini tidak hanya menunjukkan komitmennya terhadap kemerdekaan Palestina, tetapi juga visinya tentang solidaritas global yang inklusif dan strategis. Dengan memprioritaskan partisipasi negara lain, Indonesia telah memperkuat pesan bahwa perjuangan untuk Gaza adalah tanggung jawab bersama seluruh umat manusia.