Pernahkah Anda tiba-tiba terpikirkan mantan kekasih hanya karena mencium aroma parfum yang pernah digunakannya? Atau terhanyut dalam nostalgia saat mencium aroma kopi dari kafe yang dulu sering Anda kunjungi bersama? Jangan heran, ini bukan sekadar kebetulan. Sains menjelaskan mengapa aroma memiliki kekuatan luar biasa dalam membangkitkan ingatan emosional.
Studi menunjukkan bahwa indra penciuman terhubung langsung dengan pusat emosi dan memori di otak. Berbeda dengan indra lain seperti penglihatan atau pendengaran yang harus melewati thalamus, aroma memiliki jalur pintas menuju hipokampus (pusat memori) dan amigdala (pusat emosi). Kedekatan inilah yang memungkinkan aroma memicu ingatan emosional yang terpendam dengan cepat.
Wangi parfum mantan, misalnya, bisa sekejap membawa Anda kembali ke masa lalu, lengkap dengan segala emosi yang menyertainya. Hipokampus mengaitkan aroma tersebut dengan momen-momen spesifik, sementara amigdala mewarnai memori itu dengan emosi, entah itu kebahagiaan, kerinduan, atau bahkan kepedihan.
Namun, kekuatan aroma tidak selalu tentang kenangan pahit. Aroma yang terhubung dengan pengalaman positif bisa menurunkan stres, memperbaiki suasana hati, dan membuat kita lebih rileks. Sebaliknya, aroma yang terkait dengan trauma bisa menjadi pemicu kuat kilas balik emosional yang menyakitkan.
Menariknya, kekuatan aroma kini dimanfaatkan dalam terapi. Aroma digunakan dalam ‘reminiscence therapy’ untuk membantu pasien demensia atau Alzheimer mengingat masa lalu. Bahkan, kehilangan penciuman kini diyakini sebagai salah satu tanda awal Alzheimer, membuka harapan baru untuk mendeteksi dan menangani penyakit ini lebih dini.
Jadi, lain kali Anda mencium aroma yang membangkitkan kenangan, ingatlah bahwa otak Anda sedang bekerja keras. Aroma bukan sekadar wewangian, tetapi juga kunci untuk membuka pintu menuju masa lalu dan memahami emosi yang terpendam di dalamnya. Aroma benar-benar dapat membawa Anda hidup kembali di dalam kenangan itu.