Kabupaten Sumenep memperpanjang pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) atau imunisasi campak rubella secara massal. Keputusan ini diambil karena cakupan imunisasi belum mencapai target yang ditetapkan. Dari 73.969 anak yang menjadi sasaran, hingga batas waktu awal, baru 81,3 persen yang berhasil diimunisasi.
Achmad Syamsuri, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep, mengungkapkan bahwa target yang diharapkan adalah 95 persen. Oleh karena itu, setelah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, WHO, Unicef, dan Universitas Airlangga, diputuskan untuk memperpanjang pelaksanaan ORI selama dua minggu.
"Pelaksanaan ORI di Sumenep diperpanjang hingga 27 September 2025, dengan harapan target capaian imunisasi campak bisa tercapai," ujarnya.
Berbagai langkah telah diambil setelah perpanjangan waktu, termasuk rapat koordinasi dengan Bupati dan melibatkan Kepala Desa untuk menggerakkan warga agar segera mengimunisasi anak-anak mereka yang belum mendapatkan vaksin.
Syamsuri menjelaskan bahwa terdapat perbedaan signifikan dalam capaian vaksinasi antar Puskesmas. Beberapa Puskesmas berhasil mencapai cakupan di atas 90 persen, namun ada juga yang masih rendah, sekitar 40 persen.
"Ada 8 Puskesmas yang capaian vaksinasinya di atas 90 persen. Nah yang paling rendah capaiannya sekitar 40 persen. Ini tentu saja menjadi perhatian kami," kata Syamsuri.
Pada minggu pertama perpanjangan, Posyandu akan diaktifkan kembali untuk kegiatan imunisasi. Sementara di minggu kedua, akan dilakukan penyisiran ke rumah-rumah warga atau sweeping.
Hingga Senin (15/9/2025), Dinkes P2KB mencatat sebanyak 61.392 anak telah diimunisasi, atau sekitar 83 persen dari total sasaran. Diharapkan, dengan dukungan dari semua pihak, target imunisasi campak dapat tercapai selama masa perpanjangan ini.