Kremlin menyatakan bahwa aliansi militer NATO secara de facto terlibat dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia. Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kremlin pada hari Senin, 15 September 2025, menyoroti dukungan NATO terhadap Ukraina.
Menurut Kremlin, bantuan langsung dan tidak langsung yang diberikan NATO kepada pemerintah Ukraina, yang mereka sebut sebagai "rezim Kyiv", menunjukkan keterlibatan aktif aliansi tersebut dalam perang. Dengan kata lain, Kremlin berpendapat bahwa NATO secara aktif memerangi Rusia.
Pernyataan ini menggarisbawahi pandangan Rusia bahwa dukungan militer, keuangan, dan intelijen yang diberikan oleh negara-negara anggota NATO kepada Ukraina merupakan bentuk partisipasi langsung dalam konflik.
Peran dan Posisi NATO dalam Konflik
NATO, sebuah aliansi politik dan militer yang didirikan pada tahun 1949, bertujuan untuk menjamin keamanan negara-negara anggotanya. Prinsip inti aliansi ini adalah pertahanan kolektif, yang berarti serangan terhadap satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua.
Konflik di Ukraina, yang dimulai pada tahun 2014 dan meningkat secara signifikan dengan invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022, menempatkan NATO dalam posisi yang kompleks. Rusia mengklaim bahwa ekspansi NATO ke arah timur dan keinginan Ukraina untuk bergabung dengan aliansi tersebut merupakan ancaman terhadap keamanannya.
Meskipun NATO mengutuk agresi Rusia, aliansi ini berupaya menghindari keterlibatan langsung dalam pertempuran untuk mencegah eskalasi menjadi perang skala penuh antara NATO dan Rusia, yang berpotensi mengarah pada konflik nuklir.
NATO memilih untuk mendukung Ukraina dengan menyediakan bantuan keuangan, kemanusiaan, dan militer. Bantuan militer ini mencakup pengiriman berbagai jenis persenjataan dan pelatihan bagi pasukan Ukraina.
NATO menegaskan bahwa mereka bukanlah pihak yang terlibat langsung dalam konflik, sebuah pandangan yang dengan tegas ditolak oleh Kremlin.