Mengapa Anonimitas Online Memicu Cyberbullying? Ini Penjelasannya

Kemudahan era digital memang membawa banyak manfaat, tapi sayangnya juga membuka celah bagi perilaku negatif seperti cyberbullying. Salah satu pemicu utamanya adalah anonimitas di dunia maya.

Dengan mudahnya membuat akun media sosial atau game secara anonim, seseorang merasa leluasa melakukan tindakan perundungan tanpa takut teridentifikasi. Lalu, mengapa anonimitas di internet sering berkontribusi pada terjadinya cyberbullying?

Cyberbullying, atau perundungan dunia maya, adalah tindakan agresif yang menggunakan teknologi digital seperti media sosial, aplikasi pesan, dan perangkat elektronik. Tujuan pelaku beragam, mulai dari sekadar mencari perhatian hingga menyakiti korban.

Anonimitas, atau menyembunyikan identitas, menjadi faktor krusial dalam kasus ini. Ketika seseorang bersembunyi di balik akun tanpa nama, mereka merasa tidak bertanggung jawab atas tindakan mereka. Mereka tidak takut akan konsekuensi di dunia nyata, baik sanksi sosial maupun hukum.

Rasa bebas inilah yang mendorong pelaku untuk lebih berani melontarkan hinaan, ancaman, dan bentuk agresi verbal lainnya. Mereka merasa aman karena identitas mereka terlindungi.

Singkatnya, anonimitas di internet menciptakan lingkungan di mana pelaku cyberbullying merasa kebal hukum dan sosial. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk berhati-hati dan bijak dalam menggunakan media sosial, serta selalu waspada terhadap potensi kekerasan verbal dari akun yang tidak dikenal.

Scroll to Top