Bursa Menko Polkam Memanas: Siapa yang Paling Pas di Era Prabowo?

Setelah reshuffle kabinet, kursi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) masih menjadi teka-teki. Presiden Prabowo Subianto sementara menunjuk Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Menko Polkam Ad Interim. Beberapa nama mencuat sebagai kandidat kuat, termasuk Mahfud MD, Andika Perkasa, Gatot Nurmantyo, dan bahkan Sjafrie Sjamsoeddin sendiri.

Seorang pakar Hubungan Internasional dari Universitas Pertahanan mengemukakan empat kriteria penting bagi sosok ideal Menko Polkam. Pertama, pemahaman mendalam tentang isu internasional dan domestik (intermestik) serta keselarasan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo.

Kedua, kemampuan memahami keamanan secara komprehensif, dari tingkat individu hingga pertahanan negara secara luas. Ketiga, penguasaan regulasi, baik yang berlaku di dalam negeri seperti KUHP, maupun regulasi internasional terkait perbatasan dan hukum laut.

Keempat, kemampuan komunikasi yang baik dengan rakyat dan Presiden. Kemampuan ini dianggap krusial mengingat pentingnya peran Menko Polkam dalam menjembatani berbagai kepentingan.

Menanggapi nama-nama yang beredar, Mahfud MD dinilai memiliki kemampuan komunikasi yang tak perlu diragukan. Andika Perkasa, dengan latar belakang sebagai mantan Panglima TNI, juga dianggap memiliki kemampuan komunikasi yang mumpuni dan penguasaan bidang pertahanan yang baik.

Sementara itu, Gatot Nurmantyo dinilai terlalu lama vakum dari dunia pemerintahan. Sjafrie Sjamsoeddin, sebagai orang kepercayaan Presiden Prabowo, dianggap menguasai diplomasi, pertahanan, dan hubungan internasional.

Sebagai opsi pengganti Sjafrie sebagai Menteri Pertahanan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Herindra disebut-sebut sebagai kandidat potensial, mengingat pengalamannya sebagai Wakil Menteri Pertahanan di bawah kepemimpinan Prabowo.

Scroll to Top