Indonesia berpotensi meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Freeport Indonesia (PTFI) lebih dari 10%, bahkan hingga 12%, tanpa mengeluarkan dana tambahan. Hal ini diungkapkan oleh CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Perkasa Roeslani.
Rosan menegaskan bahwa penambahan saham ini akan diperoleh secara gratis. "Free of charge, mantep kan," ujarnya. Target penambahan hingga 12% masih menunggu arahan lebih lanjut dari Presiden Prabowo Subianto.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa rencana penambahan saham ini diputuskan dalam rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Prabowo. Meskipun persentase pastinya belum dapat dipastikan, Bahlil menyatakan bahwa biaya untuk porsi kepemilikan lebih dari 10% akan sangat terjangkau karena valuasi aset yang sudah menipis, mengingat Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI hanya berlaku hingga 2041.
Bahlil juga menambahkan bahwa Presiden Prabowo telah menginstruksikan percepatan komunikasi dengan pihak Freeport untuk segera menyelesaikan proses penambahan saham ini.
Sebagai informasi, pada tahun 2018, Indonesia secara resmi menjadi pemegang saham mayoritas PTFI sebesar 51,23% melalui Holding BUMN Pertambangan MIND ID. Akuisisi ini menelan biaya US$ 3,85 miliar dan meningkatkan kepemilikan Indonesia dari 9,36% menjadi 51,23%. Sementara itu, 48,77% saham lainnya dimiliki oleh Freeport-McMoRan (FCX).