Klaim Kontroversial Netanyahu: Serangan Israel ke Qatar "Dapat Dibenarkan"

Jakarta – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuai kecaman internasional setelah menyatakan bahwa serangan Israel ke Qatar pekan lalu "dapat dibenarkan". Pernyataan kontroversial ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan regional.

Netanyahu mengklaim bahwa Qatar mendukung, melindungi, dan mendanai Hamas, kelompok yang beroperasi di Jalur Gaza. Atas dasar inilah, ia membenarkan serangan yang diklaim menargetkan petinggi Hamas yang sedang membahas gencatan senjata.

Serangan tersebut, yang menewaskan enam orang, memicu reaksi keras dari Qatar dan dunia internasional. Qatar, yang berperan sebagai mediator antara Israel dan Hamas, merasa dikhianati oleh tindakan Israel.

Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, mengecam Netanyahu sebagai seorang "narsis" dan menyebut serangan itu melanggar hukum internasional dan standar moral. Ia menegaskan bahwa Qatar berhak untuk membalas serangan yang menewaskan seorang pejabat keamanan Qatar dan lima anggota Hamas. Qatar telah membentuk tim hukum untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.

Sebagai respons, Qatar mengadakan pertemuan tingkat tinggi Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam, yang menghasilkan seruan tindakan tegas terhadap Israel. Lebih lanjut, Qatar berhasil melobi Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan pernyataan bulat yang mengutuk serangan Israel dan menyerukan deeskalasi segera. Bahkan sekutu dekat Israel, Amerika Serikat, turut menyetujui pernyataan tersebut.

Situasi ini semakin memperumit upaya perdamaian di Timur Tengah dan meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas.

Scroll to Top